Selasa
20 Mei 2025 | 12 : 55

Produksi Merosot Saat Pandemi, Imas Tak Menyerah, Tetap Produksi Tempe

pdip-jatim-imas-tempe-malang

MALANG – Badai Pandemi Covid-19 mengharuskan para pelaku UMKM terus menemukan cara untuk bertahan hidup. Seperti yang dialami Imas Irawati, salah satu Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Imas bisa jadi contoh bagi pelaku UMKM lainnya untuk tidak berhenti berusaha dan tidak menyerah terhadap kondisi. Inovasi dan inisiatif adalah langkah yang dilakukan Imas dan suaminya untuk terus bertahan di tengah kondisi yang tidak menentu.

Imas menjelaskan sebelum pandemi dia biasa memproduksi tempe dan keripik tempe. Namun karena pandemi Covid-19 yang berdampak cukup besar pada sektor perekonomian, perempuan ini harus menghentikan sementara produksi keripik tempenya.

“Sebelum pandemi saya setiap hari produksi masih sekitar 25 kg sampai 50 kg per hari, untuk tempe bisa 1,5 kuintal. Karena dampak corona sekarang ini saya gak bisa titip di toko-toko barangnya dikembalikan juga karena sepi. Dijual sendiri juga sepi,” jelas Imas, Jumat (26/3/2021).

“Saya memutuskan untuk tidak memproduksi keripik tempe dahulu. Tapi produksi tempe tetap berjalan tapi hanya 75 kg sehari,” lanjutnya

Dia juga menjelaskan karena lesunya permintaan tempe dan keripik tempe, uang yang didapatnya hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

Bahkan Imas dan suaminya juga harus merogoh uang tabungan mereka untuk tetap bisa melakukan proses produksi.

“Untuk produksi kita bikin cuma sedikit supaya setiap hari habis. Untuk pemasarannya dari biasanya harga Rp 2.500 jadi 3.000, 3.000 jadi 5.000 per irisnya. Untuk modal kita pakai uang tabungan dahulu, supaya bisa produksi terus,” jelasnya.

Sebelum pandemi, lanjut Imas, dia memiliki dua karyawan yang bisa membantunya dalam proses produksi. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan sekarang ia menjalankan bisnis tempe ini hanya dengan suaminya.

“Dulu punya karyawan, sekarang cuma kita sama suami saja. Suami yang jualan saya yang produksi,” tambah dia.

Dengan kondisi penjualan yang tidak menentu, Imas tidak putus akal. Ia berinovasi memaksimalkan tempe yang telah diproduksi yang tidak laku di pasar dengan variasi produk lainnya.

“Kalau gak habis yang saya buat mendol buat kerecekan pokoknya bisa jadi uang,” tandas Imas.

Dia berharap kondisi segera membaik dan usaha yang dijalaninya bersama suami segera kembali normal. Rencananya ia juga akan kembali memproduksi keripik tempe mendekati bulan puasa. (ace)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Baktiono Desak Pemkot Tegur Pemilik Bangunan Mangkrak di Kota Surabaya

SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya, Baktiono, menyoroti banyaknya bangunan mangkrak yang ...
LEGISLATIF

Komisi IV DPRD Banyuwangi Tinjau Lapang Perusahaan Paving, Pastikan Kualitas dan Kesiapan

BANYUWANGI – Komisi IV DPRD Banyuwangi melaksanakan tinjau lapangan ke beberapa perusahaan produk paving blok ...
KRONIK

Silaturahmi dengan Mahasiswa BIB, Ini Pesan Ketua DPRD Sumenep

SUMENEP – Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, meminta para mahasiswa asal Sumenep yang berada di luar daerah ...
KRONIK

Banyuwangi Surplus Hewan Kurban untuk Iduladha, Pasok Berbagai Daerah di Indonesia

BANYUWANGI – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, ketersediaan hewan kurban di Banyuwangi melebihi kebutuhan ...
LEGISLATIF

DPRD Berharap Kasus Dugaan Korupsi di Perumda Panglungan Segera Dituntaskan

JOMBANG – Kalangan DPRD Kabupaten Jombang mendorong pihak kejaksaan segera menuntaskan penyidikan kasus dugaan ...
LEGISLATIF

Suyatno Dorong Generasi Muda Masuk Kepengurusan Koperasi Merah Putih

MAGETAN – Wakil Ketua DPRD Magetan, Suyatno memberi penekanan kepada calon pengurus koperasi Merah Putih ke depan ...