JAKARTA – Perubahan iklim tidak hanya menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan. Akan tetapi juga berdampak pada pasokan bahan pangan. Karena itu, kedaulatan pangan menjadi persoalan krusial untuk lima atau sepuluh tahun ke depan.
Hal tersebut disampaikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), saat menyampaikan sambutan pada acara Rakernas IV PDI Perjuangan di JI Expo Kemayoran Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Menurut Presiden Jokowi, selain perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina juga berdampak terhadap kekurangan pangan di beberapa negara.
“Kenaikan suhu bumi, kekeringan di mana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen dan super El Nino ada di tujuh provinsi di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat Indonesia,” ujarnya.
“Yang pertama ancaman perubahan iklim, yang kedua yang berkaitan dengan geopolitik dunia yang juga berpengaruhi pada pasokan pangan. Perang di ukraina, kelihatannya perang di sana, jauh dari kita,” lanjutnya.
Perang Rusia dan Ukraina menyebabkan sekitar 200 juta ton gandum tidak bisa diekspor ke mana-mana. Padahal, Rusia dan Ukraina merupakan negara-negara penghasil gandum.
“Sehingga yang terjadi adalah, di Afrika, di Asia, maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi,” jelasnya.
Selain itu, tambah Presiden Jokowi, keputusan beberapa negara untuk ngerem mengekspor bahan pokok pangan, seperti beras, gandum, gula, menyebabkan harga pangan naik drastis.
“19 negara sekarang ini sudah tidak mengekspor pangan, bahkan saya tadi pagi baca lagi, bukan 19 lagi, tapi 22 negara sekarang ini tidak mau mengespor bahan pangannya, termasuk di dalam adalah beras,” tuturnya.
“Kalau diterus-teruskan, ini semua harga bahan pokok pangan, semuanya akan naik, sehingga sekali lagi, saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Ketua Umum, Ibu Mega. Semuanya setuju. Dan lebih setuju lagi apa yang disampaikan oleh Capres Pak Ganjar Pranowo. Tadi saya bisik-bisik ke beliau, Pak, nanti habis dilantik, isuknya langsung masuk ke kedaulatan pangan,” imbuhnya.
Karena itu, Presiden Jokowi meminta Ganjar Pranowo untuk menyiapkan visi taktis, rencana kerja detail. “Oleh sebab itu lima tahun ke depan, sepuluh tahun ke depan, visi taktis itu harus kita miliki, bukan visi-misi yang terlalu bagus di awang-awang, tapi visi taktis, rencana kerja detail, harus kita miliki. Dan saya yakin, Pak Ganjar mampu,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi, Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof (HC) Dr. Hj. Megawati Sukarnoputri, Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mendapatkan benih padi Mari Sejahterakan Petani (MSP) dari Surono Danu. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS