
JAKARTA – Presiden Joko Widodo berpesan agar peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni dimanfaatkan untuk mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Marilah peringatan hari lahir pancasila 1 Juni kita manfaatkan untuk meneguhkan komitmen kita mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, saling toleran, hidup rukun, gotong royong serta melawan paham-paham anti-Pancasila, dan bahaya terorisme serta separatisme yang bisa mengancam persatuan bangsa kita,” kata Jokowi.
Pesan itu disampaikan saat pidato upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2019) pagi.
Pancasila, sebut Jokowi, merupakan anugerah dari Tuhan kepada bangsa Indonesia melalui para founding fathers. Pancasila menjadi pemandu seluruh rakyat Indonesia dalam berbangsa, bernegara dan bermasyarakat sekaligus menjadi benteng bagi ideologi lain.
Dia pun pun mengakui bahwa dalam perjalanannya, pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila menemui tantangan. “Keterbukaan dan persaingan yang semakin tinggi, perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi juga menjadi tantangan berat, karena semakin memberi ruang kepada berita bohong. bahkan ujaran dan fitnah,” ujarnya.
Namun, tantangan itu semestinya membuat bangsa Indonesia semakin kuat. “Setiap tantangan yang mengganggu persatuan bangsa dan mengganggu Pancasila, harus menambah kedewasaan kita. Semakin dewasa berdemokrasi, semakin strategis dalam melangkah untuk kemajuan bangsa dan semakin dewasa dalam menjaga kesatuan dan ketenteraman kita,” ujar Jokowi.

Di upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu, Jokowi mengenakan busana tradisional Jawa, yakni beskap hitam sebagai atasan dan kain jarik lurik cokelat sebagai bawahan. Tidak lupa blangkon cokelat tersemat di kepala.
Seluruh pejabat negara yang hadir juga mengenakan busana adat daerah. Diketahui, kebiasaan ini dilaksanakan semenjak tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila dan diadakan upacara bendera.
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo didapuk menjadi tokoh yang membacakan teks UUD 1945. Sementara, yang membacakan teks Pancasila adalah Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Tampak hadir pula Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-11 Boediono, para menteri Kabinet Kerja, keluarga pejuang perumus Pancasila dan pemuka agama.
Hadir pula para Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yakni Plt Kepala BPIP Hariyono, Mahfud MD, Said Aqil Siroj, Sudhamek, Buya Syafii Maarif dan Romo Benny Susetyo. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS