TUBAN – Memperingati Hari Tari sedunia, DPC PDI Perjuangan Tuban menggelar pentas seni tari di Taman Sleko. Sejumlah penari dari kalangan milenial terlibat dalam kegiatan tersebut.
Wakil Ketua Bidang Kebudayaan DPC Tuban, Ita Hariyanti, Sabtu (1/5/2021) mengungkapkan, pentas seni di gelar hari kemarin dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 April. Kegiatan ini juga merupakan komitmen dari partai DPC Tuban.
“Ibu megawati menginstruksikan bahwa DPC di setiap daerah itu harus ada Badan Kebudayaan Nasional (BKN). Sedangkan BKN ini merupakan badan untuk melestarikan, menggali, seni, tradisi budaya dan juga situs yang ada di daerah masing-masing,” ungkap Ita Hariyanti.
Lanjut dia, BKN ini baru berdiri bulan November tahun 2020. Menurutnya, program ini dibuat sebuah rumah budaya yang kemungkinan nanti bisa menurun di tiap daerah. Dan Kabupaten Tuban sudah ada Rumah Budaya Naranta, yang mana juga sebagai bagian dari BKN DPC PDI Perjuangan.
“Ada 11 penari dengan 7 tarian berbeda, ada tari kreasi, tari tradisional khas Tuban maupun Jawa Timur. Kegiatan ini akan masuk program kerja tahunan BKN itu sendiri, karena BKN juga baru untuk programnya belum jalan sepenuhnya,” ucapnya.
Ita sapaan akrabnya juga mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah awal, dan kedepan akan dipersiapkan lebih matang dan lebih meriah, karena untuk saat ini masih dalam masa Pandemi Covid-19.
“Harapan kami dengan adanya kegiatan ini masyarakat akan lebih mengenal tari, lalu generasi mudanya juga punya wadah untuk mengekspresikan diri,” terang dia.
Perempuan yang juga sebagai ketua BKN ini menerangkan, DPC PDIP Tuban akan mengadakan sanggar seni dikantor DPC di jalan Teuku Umar, Tuban.
“Disitu kami ingin mengajarkan kepada generasi muda, generasi penerus, memperkenalkan tari lebih jauh, mengenal tradisi atau seni lebih jauh serta dilakukan gratis,” terang Ita.
Sejumlah penari-penari muda terlibat dalam pentas seni di Taman Sleko, Jumat (29/4/2021) itu. Perwakilan penari asal SMA Negeri 3 Tuban, Muhammad Jhony Fonsen mengaku, sebagai penari dirinya ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Tari Sedunia ini.
“Hari ini kita ada 3 (tiga) orang menarikan Tari Ksatria. Sebenarnya kita satu tim ada 5 (lima) orang, namun yang lain berhalangan hadir,” ucap Jhony.
Saat disinggung penari laki-laki di Tuban sangat minim, menurutnya laki-laki sebagai penari tidak perlu malu menjadi penari. “Kalau kita berpotensi dan bisa ya mengekspresikan diri yang kita bisa,” bebernya.
Jonet sapaan akrabnya juga menambahkan, laki-laki penari tidak bisa dikatakan feminim, karena menurut dia tidak semua genre tari seperti itu.
“Sebagai penari laki-laki juga ada yang gerakannya gagah. Jadi yang punya potensi meskipun lelaki juga bisa, yang penting dia punya niatan untuk belajar terlebih untuk melestarikan budaya,” pungkasnya. (sut/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS