BLITAR – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menghadiri peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025).
Acara yang sarat nilai sejarah ini dibuka dengan pertunjukan kesenian tradisional Patria Loka, menandai semangat kebudayaan yang mewarnai perjuangan bangsa sejak masa proklamasi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno dan Romy Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, para fungsionaris DPP, DPD, dan DPC PDI Perjuangan se-Jawa Timur.
Baca juga: Dihadiri Megawati, 30 Akademisi dari 30 Negara Ikuti Seminar Peringatan 70 Tahun KAA di Kota Blitar
Adapula Connie Rahakundini Bakrie, guru besar bidang hubungan internasional di Universitas Negeri Saint Petersburg, serta tokoh akademisi dan rektor dari sejumlah perguruan tinggi, Bupati dan Wakil Bupati Blitar, dan perwakilan negara sahabat.
Dalam pidato kuncinya, Megawati mengenang sosok Bung Karno, bukan hanya sebagai presiden pertama Indonesia, tetapi juga sebagai seorang ayah dan pahlawan bangsa yang gagasannya melampaui zaman.
“Bung Karno adalah benar-benar pejuang, meskipun telah tiada. Ia hidup melalui pemikiran dan pengorbanannya,” ujar Megawati di hadapan peserta seminar.
Presiden ke-5 RI itu juga menuturkan kisah perjalanan pendidikan Bung Karno di Blitar yang menjadi fondasi pembentukan karakter dan semangat nasionalisme.
Dia mengingatkan kembali bahwa ibu Bung Karno berasal dari Bali, yang turut membentuk pandangan hidupnya yang terbuka dan berakar kuat pada nilai kemanusiaan.
Mengutip ajaran “Twat Twam Asi” dari filsafat Hindu yang berarti “Kau adalah aku, dan aku adalah kau” Megawati mengaitkannya dengan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
“Nilai itu menggambarkan makna sejati perikemanusiaan. Bung Karno selalu menanamkan bahwa perjuangan bangsa harus berpihak pada kemanusiaan universal,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyinggung soal kemerdekaan Palestina, sejalan dengan cita-cita Bung Karno agar bangsa-bangsa Asia-Afrika menjadi berdaulat penuh dan merdeka dari penjajahan.
“Indonesia sejak awal konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, sebagaimana pesan Bung Karno: tidak akan berhenti sebelum dunia benar-benar bebas dari penindasan,” ujar Megawati.
Dia juga menyampaikan pandangannya tentang pentingnya bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, sebagai bentuk kebanggaan dan jati diri bangsa.
“Saya bisa berbahasa Inggris, tapi saya ingin bahasa Indonesia juga diakui dunia. Bahasa kita adalah cermin kepribadian bangsa,” katanya disambut tepuk tangan peserta.
Peringatan 70 tahun KAA di Blitar ini tidak hanya menjadi ajang mengenang peran Bung Karno dalam gerakan solidaritas Asia-Afrika, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga nilai kemanusiaan, persatuan, dan kemerdekaan sejati di tengah tantangan global saat ini. (arif/pr)