NGAWI – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Johan Budi Sapto Pribowo menjadi narasumber sosialisasi 4 pilar kebangsaan di kampus STKIP Modern Ngawi. Kepada puluhan mahasiswa dan mahasiswi kampus tersebut, Johan Budi minta untuk selektif dalam bermedsos, pada Jumat (11/8/2023).

Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang kini menjadi anggota legislatif di Komisi III DPR RI tersebut mengatakan, para mahasiswa saat ini merupakan generasi penerus yang akan memimpin bangsa di 10 tahun mendatang. Oleh sebab itu nilai-nilai yang terkandung dalam 4 Pilar Kebangsaan harus bisa terimplementasikan didalam kehidupan generasi muda.

“Mahasiswa inilah yang akan berperan secara aktif di 10 tahun mendatang. Maka apa yang menjadi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, benar-benar bisa diimplementasikan di kehidupan mereka,” kata Johan Budi kepada pdiperjuangan-jatim.com.

Johan Budi mengatakan, para generasi muda memiliki peranan penting di era serba digital saat ini. Salah satunya paling aktif di media sosial. Dia berpendapat, saat ini media sosial telah bertransformasi menjadi medium komunikasi utama masyarakat. Baik komunikasi secara personal maupun antar golongan.

“Kelompok muda ini menguasai percakapan yang ada di media sosial,” kata Johan Budi.

Kepada para mahasiswa, Johan Budi meminta agar selektif dalam bermedsos. Dia menekankan, agar berimbang ketika mendapatkan informasi dari medsos. Salah satunya dengan meningkatkan literasi digital dan cek ricek terlebih dahulu sebelum meneruskan informasi.

“Agar ketika mendapatkan informasi tidak langsung di forward,” ujar Johan Budi.

Di samping itu, Johan Budi juga meminta agar mahasiswa menjaga toleransi. Terlebih memasuki tahun politik seperti sekarang. Termasuk mengingatkan agar tidak mengkultuskan seseorang, hanya berdasarkan kesukaan personal. Kemudian menganggap lainnya penuh dengan kesalahan.

“Kita sampaikan mengenai toleransi. Kemudian juga mengenai jangan berlebihan ketika mem-favoritkan orang kemudian anda bisa mengatakan yang berbeda terhadap lawan. Sehingga harus benar-benar bisa memahami secara clear,” ujar Johan Budi.

“Mudah-mudahan, dengan literasi yang semakin banyak, membaca dan memahami, bisa mengurangi hoaks-hoaks di tahun politik,” papar Johan Budi Sapto Pribowo.

Sementara itu, Miftahul Anas, salah satu dosen di STKIP Modern Ngawi menyambut baik sosialisasi 4 pilar kebangsaan oleh Johan Budi. Menurutnya, sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan sangat dibutuhkan utamanya bagi para mahasiswa yang akan meneruskan tonggak kepemimpinan di masa yang akan datang.

“Sosialisasi seperti ini, untuk perguruan tinggi sangat diperlukan sekali. Sebab para mahasiswa ini akan menjadi penerus di masa yang akan datang. Mereka perlu pemahaman mengenai persatuan dan kesatuan, dan ilmu toleransi keindonesiaan,” ucap dosen STKIP Modern Ngawi terkait sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan dari Johan Budi Sapto Pribowo. (amd/hs)