JAKARTA – Lima politisi Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia melakukan dialog dengan pengurus Badiklatpus DPP PDI Perjuangan terkait strategi kaderisasi, kemarin. Delegasi PKR dipimpin Datuk Mustaffa Kama Yusof yang juga anggota parliament nasional.
Dari Badiklatpus DPP PDIP diwakili Eva Sundari (Sekretaris), Sirmadji (Ketua Perekrutan) dan Gde Purnama (Ketua Kurikulum).
Dalam pengantarnya, delegasi PKR menjelaskan bagaimana mereka terkesan dengan kemenangan simultan PDIP di pileg dan Pilpres 2014 serta di pilkada 2015, setelah menjadi ‘oposisi’ selama 10 tahun.
Mereka berasumsi bahwa kunci kemenangan tersebut terkait strategi pendidikan dan kaderisasi dilaksanakan yang dilaksanakan PDI Perjuangan.
Delegasi Malaysia cukup kaget saat mengetahui bahwa pembiayaan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pendidikan partai dilaksanakan secara swadaya. Apalagi, bantuan dari pemerintah karena sangat kecil, hampir tidak ada artinya jika dibanding kebutuhan riel partai.
Menurut Eva, pembiayaan partai di Indonesia menjadi problem mendasar dan sayangnya masyarakat tidak mendukung walau menuntut kinerja maksimal parpol.
“Semoga dukungan KPK terhadap perlunya menaikkan sumbangan negara ke parpol bisa mengubah pendapat masyarakat tersebut,” ujar Eva Sundari.
Pada kesempatan itu, delegasi Malaysia menjelaskan gagasan perlunya mendirikan lembaga pendidikan milik parpol dengan pembiayaan publik dengan tujuan melakukan pendidikan untuk umum.
Meski demikian, untuk situasi di Indonesia yang sedang mempersiapkan pemilu kepala daerah serentak, bantuan negara memang urgent demi kualitas demokrasi yang lebih baik. (sa/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS