Rabu
26 November 2025 | 3 : 18

Panen Raya Padi-Jagung Organik, Dhito: Daya Tawarnya Lebih Tinggi

pdip-jatim-dhito-poktan-sidodadi

KEDIRI– Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersyukur, sejumlah petani di wilayah kabupaten sekarang ini berangsur-angsur beralih ke inovasi tani organik. 

Bupati berusia 28 tahun ini mengungkapkan jika berbicara tentang desa inovasi tani organik, maka pertama yang dilihat terlebih dahulu adalah animo masyarakat. 

“Alhamdulillah, hari ini dilakukan panen organik, baik itu jagung, padi terus ada kacang-kacangan juga. Memang desa Bangkok terkenal dengan tani organiknya. Desa Bangkok bisa jadi embrio menular ke desa lainya,” Dhito, usai menghadiri panen raya padi dan jagung organik di Desa Bangkok, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, kemarin. 

Hasil dari inovasi tani organik, keuntungan yang didapatkan petani jauh lebih banyak. Sebab, hasil panennya dibeli dengan harga cukup tinggi di pasaran. 

“Dan tadi sudah diakui petaninya langsung, bahwa sekarang mereka menggunakan tani organik, keuntungan yang didapatkan bisa satu setengah lipat. Jadi misalkan harga jagung di pasaran Rp 9.000 -10 ribu, beliau bisa jualan di angka Rp 15.000 tadi. Artinya daya tawarnya ini jauh lebih tinggi. Saya inginkan supaya petani di Kediri punya daya tawar, menjual hasil panennya,” terangnya.

Kader PDI Perjuangan ini sedang terus berupaya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk mengembangkan metode tani inovasi organik di sejumlah wilayah. 

“Ini memang sudah ada upaya, saya minta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk komunikasi dengan tim tani organik. Karena tani organik itu tidak bisa langsung menyebar keseluruhnya,” ujar Dhito. 

Implementasi dalam penerapan inovasi tani organik, menurutnya ada beberapa tahapan yang harus dilalui.

“Tanahnya harus dinetralisir dulu, ada proses proses yang harus dilalui. Ini kita lihat desa-desa mana yang memang sudah sadar akan tani organik. Tani organik kita mulai dari desa itu, sudah cukup banyak sebenarnya petani kita sadar akan organik. Tapi masih juga banyak yang menggunakan pupuk kimia. Jadi perlu proses lah, prediksi saya dua tahun-lah ya, untuk menetralisir tanah dan sebagainya. Kita perlu 2 tahun untuk menyadarkan seluruhnya,” papar Dhito. (putera)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Wabup Antok Kunjungi Korban Kebakaran di Ngawi, Pastikan Dapat Bantuan dan Jamin Pengurusan Dokumen

NGAWI – Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko (Wabup Antok), bergegas mengunjungi keluarga korban kebakaran yang ...
SEMENTARA ITU...

Wali Kota Surabaya Tekankan Pentingnya Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Anak

SURABAYA – Di momen Hari Guru Nasional, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan pentingnya kolaborasi antara ...
LEGISLATIF

Ketua DPRD Kabupaten Blitar Ajak Momen Hari Guru Nasional Jadi Penguat Mutu Pendidikan

BLITAR – Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, mengucapkan selamat memperingati Hari Guru Nasional 2025 kepada ...
LEGISLATIF

DPRD Jatim Perjuangkan Layanan Visum Gratis hingga Tahap Terminasi bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

SURABAYA — Komisi E DPRD Jawa Timur menegaskan komitmennya memperkuat penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan ...
LEGISLATIF

Pemkot Malang Gulirkan Program RT Berkelas Tahun Depan, Ketua DPRD: Kami Kawal Ketat

MALANG – Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita menegaskan komitmennya dalam mengawal realisasi ...
LEGISLATIF

Dukung Peternakan Terintegrasi, Ony Minta Peternak Ayam Kampung Unggulan Juga Diperhatikan

SURABAYA — Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan, menegaskan komitmennya untuk mengawal rencana pemerintah ...