NGANJUK – Desa Kaloran jadi titik terakhir yang dikunjungi Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi selama ‘blusukan’ di Kabupaten Nganjuk, Sabtu (24/12/2016) kemarin.
Desa di wilayah Kecamatan Ngronggot ini menarik perhatian Kusnadi, karena sekitar 90 persen penduduknya, adalah pengrajin batu bata dan genteng.
Awalnya, warga Kaloran memproduksi genteng. Oleh karena dari hari ke hari tanahnya kurang bagus, akhirnya pindah ke batu bata sejak 1990-an lalu.
Sampai sekarang, warga di empat dusun, mulai dari Dusun Kaloran, Dusun Nanggungan, Dusun Bulakmiri dan Dusun Barengan, menekuni pekerjaan sebagai pembuat batu bata. Sebagian masih mempertahankan pembuatan genteng meski jumlahnya tak lagi banyak.
“Hampir 90 persen dari sekitar 3.400 KK penduduk Kaloran adalah pengrajin batu bata dan genteng. Sehingga bisa dikatakan, penghasilan utama warga Kaloran dari pembuatan bahan bangunan ini,” kata Kusnadi.
Pembuatan batu bata dan genteng di Kaloran, masih dilakukan secara tradisional. Karena itu, sebut Pak Kus, sapaan akrabnya, perlu perhatian pemerintah, baik pemerintah kabupaten, maupun Pemprov Jatim terhadap pengrajin tradisional agar tidak kehilangan pekerjaan gara-gara kalah bersaing dengan produk pabrikan.
Tanpa kehadiran pemerintah, sebut Kusnadi, maka dikhawatirkan angka pengangguran makin besar. Sebab, produksi pengrajin batu bata dan genteng tradisional tidak laku karena kalah bersaing dengan pabrikan.
Selama di Kaloran, Kusnadi menyempatkan diri mengunjungi rumah-rumah warga. Baik yang memproduksi batu bata, maupun genteng.
Mantan dosen di Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Surabaya ini juga berdialog dengan pengrajin, seputar kebutuhan tanah bahan produksi, kayu bakar, hingga kebutuhan produksi lainnya.
Pun soal omzet produksi, pemasaran, dan penghasilan rata-rata sebulan. Kusnadi juga menyempatkan dialog dengan para pekerja. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS