MALANG – Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada Minggu (19/6/2022) malam menggelar pagelaran wayang kulit di Pendopo Kawedanan Singosari. Pagelaran seni pertunjukan tradisional ini digelar dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno.
“Kemarin kami berdiskusi dengan para senior kasepuhan terkait apa yang diinginkan ketika Covid ini melandai. Keinginan beliau para sesepuh adalah pagelaran wayang, yang alhamdulillah pada hari ini bisa terlaksana,” kata Ketua PAC Singosari Redam Guruh Krismantara.
Dia menyampaikan bahwa kebudayaan merupakan jati diri bangsa yang wajib untuk dijaga dan dilestarikan.
Menurutnya, ini sebuah tanggung jawab historis sebagai generasi penerus bangsa untuk melanjutkan tongkat estafet Bung Karno mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian dalam kebudayaan.
“Bung Karno berpesan kepada seluruh generasi muda dengan trisaktinya. Trisakti yang terakhir yaitu berkepribadian dalam bidang kebudayaan. Karena kalau hari ini bercermin pada kondisi kebangsaan dewasa ini, dapat dikatakan kita adalah bangsa yang sedang mengalami krisis kebudayaan,” sebutnya.
Globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, kata Redam, seolah-olah telah membuka keran arus budaya asing untuk masuk ke Indonesia.
Sehingga hal ini menyebabkan kebudayaan asli tanah air seperti wayang kulit semakin tergerus peminat dan pewarisnya.
Padahal menurut Redam, kebudayaan menjadi benteng pertahanan paling krusial dalam upaya menghadang ideologi-ideologi transnasional yang mengancam Pancasila sebagai ideologi negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karenanya, dia telah berkomitmen sebagai generasi muda mengemban tanggung jawab historis dari para leluhur untuk merawat dan melestarikan budaya asli Indonesia.
Termasuk pagelaran wayang kulit ini, diharapkan mampu menjadi sebuah ‘oase’ ditengah krisis kebudayaan yang melanda generasi muda Indonesia.
“Saya selaku pemuda yang ditunjuk sebagai perwakilan oleh para sesepuh untuk mengajak panjenengan sedoyo untuk mari kita menguri-uri budaya. Kita kembalikan trah Singosari yang pernah memiliki sejarah gemilang. Kita kembali men-Singhasarikan Singosari,” tegas Redam.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Didik Gatot Subroto menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Redam Guruh Krismantara sebagai seorang pemuda, namun telah memiliki kepedulian dan perhatian sangat besar terhadap upaya pelestarian budaya asli daerah.
Pagelaran wayang kulit, terangnya, mengandung banyak nilai dan ajaran-ajaran luhur. Bahkan dahulu oleh para Walisongo, dijadikan sebagai sebuah sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat Indonesia
“Salah satunya kisah Kurawa dan Pandawa yang bisa jadi tuntunan untuk membedakan hal-hal baik dan yang jelek. Ini sebagai sebuah proses penjelajahan kepada kita, bahwa ada suatu nilai-nilai untuk menuju tujuan akhir kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Didik.
Tidak hanya wayang kulit, menurut Wabup Malang ini, di Kabupaten Malang terdapat beragam kesenian daerah seperti Topeng Malangan, Bantengan, Jaran Kepang, dan Ludruk. Masing-masing seni budaya memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Dengan harapan melalui kebudayaan ini, Indonesia menjadi utuh. Melalui kebudayaan, mampu mempersatukan negeri kita dari Sabang sampai Merauke. Nama kebudayaan inilah yang sebenarnya menjadi cikal bakal satu diantaranya hasil yaitu Pancasila,” tuturnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS