BLITAR – Seni dan budaya asli lokal menjadi fokus perhatian PDI Perjuangan Jawa Timur untuk dijaga dan dilestarikan.
Salah satu wujudnya, dengan menggelar Pertunjukan Seni Tradisi Tiban Nusantara di Lapangan Desa Sumberingin, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Dalam pertunjukan selama dua hari sejak Sabtu (4/2/2023), PDIP Jatim menggandeng Paguyuban Seni Tradisi Tiban Alap-alap SBR Blitar.
Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jatim Guntur Wahono mengatakan, seni Tiban merupakan tradisi peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan.
Kesenian Tiban merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat sebagai ritual meminta turunnya hujan, dalam bentuk dua laki-laki tanpa berbaju saling memecut (mencambuk) bergiliran dengan menggunakan pecut lidi dari daun aren.
“Zaman dahulu sering dilakukan sebagai sarana untuk ritual meminta hujan, tapi kini juga bisa dijadikan hiburan bagi masyarakat untuk menjalin silaturahmi dan persahabatan,” ucap Guntur Wahono.
Sebagai kader Banteng, apalagi bertugas sebagai anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jatim dari dapil Blitar Raya dan Tulungagung, pihaknya menggelar seni tradisi Tiban sebagai upaya nguri-uri peninggalan para leluhur itu.
Pertunjukan seni Tiban tersebut, lanjut dia, digelar sebagai rangkaian memperingati HUT Emas PDIP sekaligus HUT Ke-76 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Guntur menyebut pesertanya sekitar 1.500 orang.
“Pertunjukan Seni Tradisi Tiban kami gelar kali ini sebagai syukurannya DPD Partai untuk memperingati setengah abad PDI Perjuangan, dan pertambahan usia dari Ibu Megawati Soekarnoputri,” jelasnya.
BKN PDIP Jatim, tambah dia, berharap kesenian asli warisan nenek moyang Indonesia ini tidak hanya dari generasi tua, namun juga digemari kalangan muda. Sehingga tradisi seni Tiban ini ke depan tetap terjaga dan lestari.
Seni tradisi Tiban sendiri merupakan budaya asli Indonesia yang berasal dari kawasan pesisir pantai selatan Jawa Timur.
Mulai Tulungagung, dan berkembang di daerah sekitarnya yaitu Blitar, Trenggalek, sampai Kediri.
Untuk gelar seni Tiban di Desa Sumberingin diikuti oleh para jawara yang berasal dari Jawa Timur dan luar provinsi. Seperti para jawara Tiban dari Lampung.
“Ini adalah bukti bahwa masyarakat Indonesia masih memiliki kesadaran untuk mewarisi serta mempertahankan budaya warisan leluhurnya,” sebut Guntur.
Sebagaimana ribuan peserta lainnya, sebanyak 63 peserta dari Lampung sangat antusias mengikuti pertunjukan seni Tiban ini.
Selain untuk menjalin tali silaturahmi dan menambah persaudaraan, imbuh Guntur, dari kesenian Tiban ini juga diharapkan dapat melestarikan seni dan budaya asal Indonesia.
“Bertarung di atas panggung sebagai lawan, tapi di bawah kita bersaudara,” pungkas Guntur Wahono. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS