SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mulai Kamis (20/5/2021) hari ini akan berkantor di kelurahan secara bergiliran, agar bisa mendengar masukan dari warga secara langsung.
“Insya Allah, kami akan mulai berkantor di kelurahan pada Kamis (20/5/2021). Sehari penuh,” kata Eri Cahyadi, Rabu (19/5/2021).
Surabaya memiliki 154 kelurahan. Rencananya, dalam sehari akan ada dua kelurahan yang menjadi kantor Wali Kota Eri secara bergiliran.
“Misalnya, pagi sampai siang di kelurahan mana. Siang sampai sore di kelurahan mana. Nanti akan diatur,” beber kader PDI Perjuangan ini.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menegaskan, sebagai pemimpin tak cukup untuk memimpin dari balik meja. Namun, harus mau turun untuk mendengar langsung aspirasi warganya.
“Saya tidak boleh hanya kerja di balik meja. Ada kalanya, saya perlu melihat langsung apa yang terjadi di lapangan,” tutur Cak Eri, sapaan akrabnya.
Selain itu, masyarakat akan bisa lebih dekat dan gampang bertemu dengan orang nomor 1 di Kota Pahlawan ini. Mereka juga bisa menyampaikan keluhan secara langsung kepada Eri.
“Setiap hari akan ada di kelurahan. Sebab, kami ingin mendengar keluhan dan keinginan masyarakat,” ujarnya.
Masukan dari masyarakat akan menjadi dasar baginya untuk membuat keputusan. Sehingga, keputusan bisa tepat sasaran.

“Sebab, kalau saya nggak dengar sendiri saya takut mengambil kebijakan. Khawatir salah,” tambah dia.
“Kebijakan yang kami ambil bersama DPRD, tanggung jawabnya kepada Gusti Allah. Ini panjang urusannya. Makanya, saya harus dengar (masukan) sendiri,” imbuhnya.
Selain soal program, masyarakat juga bisa mengadukan kinerja jajaran camat, lurah, hingga bawahannya. “Saya menyampaikan masyarakat yang ingin bertemu langsung, silakan. Baik mengeluhkan kinerja lurah, kinerja kecamatan, maupun yang lain, yang lambat, silakan,” katanya.
Apabila memang ada warga yang mengeluhkan kinerja para pejabat, pihaknya tidak menyiapkan punishment ke pejabat yang bersangkutan. Sebaliknya, ia akan mencarikan jalan keluar.
“Kami carikan solusi. Tak ada yang salah atau benar. Insya Allah, perbaikan untuk kita sendiri,” terang Eri.
Dia menekankan jajarannya untuk menjadi pelayan bagi masyarakat. Jabatan yang dipercayakan kepada bawahannya hanya untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.
“Karena buat saya hanya satu, ketika bisa bekerja untuk umat silakan menjadi seorang pemimpin. Apakah itu Kepala UPT, camat, atau lurah,” tuturnya.
“Namun, bagi yang tidak bisa bekerja dengan hati untuk umat, tidak bisa bekerja untuk kepentingan masyarakat, silakan tinggalkan (keinginan) untuk menjadi seorang pemimpin,” tandas Eri.
Menurutnya, bekerja dengan hati harus bisa memberikan solusi, karena pemimpin yang hadir itu adalah pemimpin yang solutif, pemimpin yang memberikan hatinya untuk masyarakat. (dhani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS