PASURUAN – Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri mengajak warga Nahdliyin dan kaum nasionalis tetap bersatu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
Ketua Umum DPP Perjuangan ini teringat pesan Gus Dur, yang minta bangsa Indonesia jangan sampai pecah. “Kalau sampai pecah, maka negara ini akan rusak,” kata Megawati, saat pidato di acara Apel Besar Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama di Taman Candrawilwatikta Pandaan, Pasuruan, Sabtu (30/4/2016) malam.
Menurut Mega, pesan Gus Dur tersebut harus selalu dilaksanakan dan dilestarikan, mengingat ancaman terhadap NKRI serta Pancasila semakin meningkat. Baik menyangkut idealisme atau paham berbangsa dan bernegara maupun radikalisme, terorisme hingga narkoba.
“Mari bersatu dengan perekat Pancasila untuk menjaga NKRI yang kita cintai ini,” kata putri kandung Presiden pertama RI, Soekarno, tersebut. (Baca: Megawati Terima Naskah Akademik 1 Juni Harlah Pancasila dari NU)
Saat masih kecil, ungkap Mega, dia kerap bertanya ke bapaknya usai melihat seseorang menggunakan sarung dan bersurban bertamu kemudian berdiskusi cukup lama. “Kata Bapak, mereka itu kiai yang tugasnya menjaga rumah bangsa secara agama,” kenangnya.
Harlah NU yang kali ini bertemakan “Meneguhkan Pancasila, Mengibarkan Merah Putih” tersebut dihadiri sedikitnya 10 ribu massa dari berbagai kalangan. Seperti kader NU dan badan otonom, kalangan nasionalis, serta elemen masyarakat lainnya.
Di acara tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyerahkan secara langsung naskah akademik mengenai 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, kepada Megawati Soekarnoputri, selaku anak biologis dan ideologis dari Bung Karno.
Penyerahan naskah akademik iru sebagai bagian dari dukungan NU, agar 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Megawati menambahkan, sebagai pribadi, keluarga Bung Karno, dan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, dia merasa terhormat diundang pada Harlah ke-93 NU dan berterima kasih karena 1 Juni diusulkan NU sebagai Hari Lahir Pancasila.
Dia juga menyampaikan apresiasinya atas langkah PBNU membuat kajian akademik tentang kelahiran Pancasila 1 Juni 1945. “Semoga Allah SWT meridai perjuangan kita agar 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila,” ucapnya.
Sementara itu, Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang juga komandan apel besar mengatakan, sasaran besar kali ini adalah usulan mengukuhkan dan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, sesuai yang dicetuskan Soekarno.
Menurut dia, NU sudah melakukan kajian akademik menentukan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan akan diusulkan kepada pemerintah. Saat ini, jelas Ketua PBNU tersebut, hanya ada Hari Kesaktian Pancasila, sedangkan hari lahirnya belum ada.
Sehingga kajian dan naskah akademik yang sudah dilakukan NU dinilainya sangat tepat. Dalam naskah akademik, kata dia, di antaranya NU berpendapat bahwa Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 adalah fakta sejarah yang tak dapat disangkal, dan Soekarno adalah penggali Pancasila. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS