BANYUWANGI – Sebagai antisipasi terjadinya bencana saat musim penghujan, Wakil Bupati Banyuwangi, H. Sugirah meresmikan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) ‘Purwo Buwono’ yang berbasis kawasan di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Minggu (5/12/2021).
Dalam kesempatan itu, Sugirah mengukuhkan sebanyak 90 orang warga dari seluruh Kecamatan Tegaldlimo menjadi kader siaga bencana. Mereka akan ditugaskan tidak hanya membantu pemerintah apabila terjadi suatu bencana, tetapi juga melatih masyarakat untuk dapat belajar menyikapi dan memitigasi bencana.
“Lewat KSB ini, saya berharap tidak saja membantu pemerintah dalam evakuasi dan penyaluran bantuan saat terjadi bencana, tetapi juga bisa meminimalisir dampak bencana di desa yang bersangkutan karena warga sudah terlatih. Untuk itu, warga harus terus dilatih dan diberikan edukasi bagaimana menyikapi potensi bencana dan mitigasinya,” kata Sugirah dalam sambutannya saat mengukuhkan kader siaga bencana.
“Apalagi saat ini kita akan memasuki musim penghujan, yang cukup berpotensi terjadinya bencana, terutama banjir dan tanah longsor,” sambungnya.
Bendahara DPC PDI Perjuangan Banyuwangi itu juga menyebutkan, KSB juga harus sering melakukan penanganan preventif lewat aksi peduli lingkungan. Salah satunya adalah menjaga kawasan hutan di daerah hulu seperti daerah Tegaldlimo, Licin, Songgon, dan Kawah Ijen untuk mencegah bahaya banjir dan longsor.
“Selain antisipasi kebencanaan, KSB ini juga harus sering melakukan upaya upaya prepentif lingkungan, agar potensi bencana yang terjadi akibat kerusakan lingkungan dapat diminimalisir,” ungkap Sugirah.
Sementara itu, Ian Kusmadiana, Kepala Sub Direktorat Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kementerian Sosial RI yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, bahwa KSB ini memang harus dibentuk di sejumlah daerah yang rawan terjadi bencana alam. Untuk di wilayah Banyuwangi sendiri, Ian menyebutkan, bahwa pemilihan kawasan Kecamatan Tegaldlimo sebagai daerah prioritas pembentukan KSB karena memiliki potensi bencana yang cukup besar seperti banjir, tanah longsor, dan tsunami.
“Maka dari itu, terbentuknya KSB ini dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan mitigasi bencana dan mengurangi risiko bencana di sejumlah kawasan yang dinilai rawan. Kalau di Banyuwangi salah satunya di kawasan tegaldimo ini,” jelasnya.
Ian juga menambahkan, salah satu faktor penting dibentuknya KSB ini, keinginan mencetak kader yang bisa paham tentang kebencanaan, sehingga dapat bertugas menjadi penggiat sebelum terjadi, saat terjadi, dan setelah terjadi bencana.
“Kader-kader KSB harus memiliki keahlian dasar seputar kebencanaan, seperti memahami potensi bencana, cara penanggulangan bencana, hingga proses pemulihan pasca terjadinya bencana,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk mendukung evakuasi kebencanaan dan mengurangi risiko bencana kepada KSB Purwo Buwono dari Kementerian Sosial. Serta 50 paket bantuan dari Gubernur Jawa Timur yang diserahkan secara simbolis untuk kader siaga bencana di Kecamatan Tegaldlimo. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS