360 pembaca

MALANG – Meninggalnya tokoh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Marsudi Fandi Negara, pada Senin (16/3/2020) menyisakan duka mendalam di kalangan alumni GMNI. Almarhum merupakan salah satu pendiri GMNI di Malang Raya.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Dr. Sri Untari Bisowarno mengatakan, Marsudi merupakan aktivis GMNI angkatan Pertama di Malang Raya tahun 1957.
“Kita kehilangan tokoh ideologis. Sepak terjang beliau, memberi kita banyak inspirasi bagaimana bekerja dan bermanfaat untuk bangsa dan negara,” kata Untari, Selasa (17/3/2020).
Dirinya mengenal almarhum pada tahun 1999, pada masa-masa yang berat permulaan perjuangan partai ini menjadi PDI Perjuangan. Pada tahun itu, tambah Untari, Marsudi menjadi anggota DPR RI dari dapil Malang Raya.
“Beliau juga menjadi pengurus DPD. Sikapnya tegas. Sangat marhaenis, dan menanamkan nilai dan semangat perjuangan marhaenis itu pada putra-putrinya. Pada masyarakat, sampai akhir hayatnya,” urai Untari.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur ini menilai, Marsudi Fandi Negara merupakan sosok yang amat cinta pada Bung Karno. Menurutnya, kecintaan almarhum pada Bung Karno diwujudkan dengan pengabdiannya pada masyarakat Malang Raya.
“Masyarakat Desa Beringin, Wajak, saya kira tahu betul bagaimana kecintaan beliau pada Bung Karno ditunjukkannya dengan kerja-kerja yang bermanfaat buat masyarakat. Beliau sebenarnya ingin membuat buku sebagai catatan akhir hidupnya. Namun, Allah SWT telah lebih dahulu memanggilnya,” tuturnya.
Pada pilpres dan pileg 2019, Untari punya kesan mendalam pada almarhum selaku senior partai yang telah menunujukkan baktinya pada partai dan masyarakat.
“Pada 2019 lalu, dalam rangkka berjuang memenangkan pilpres dan pileg beliau membantu puluhan masjid untuk dikeramik. Beliau mengajarkan politik sebagai kerja pengabdian. Ideologi sebagai api perjuangan. Insya Allah beliau husnul khotimah. Selamat jalan senior. Baktimu pada negeri akan dicatat illahi sebagai amal yang akan menjadi penuntun nanti,” ucap Untari. (set)