KABUPATEN PASURUAN – Memasuki musim penghujan, wilayah pegunungan di Kabupaten Pasuruan mulai banyak mengalami kejadian tanah longsor.
Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah titik di Kecamatan Tosari, Purwodadi, dan Tutur mengalami longsor.
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan membuat pihak berwenang meningkatkan kewaspadaan. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Pasuruan terus melakukan pemantauan intensif di wilayah rawan longsor untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi, menyoroti pentingnya peningkatan sosialisasi kepada warga yang tinggal di daerah rawan. Ia menilai, kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penting dalam meminimalisir dampak bencana.
“Masih ada laporan warga yang merasa tim penyelamat datang terlambat ke lokasi bencana. Ini harus menjadi evaluasi bersama,” ujar Andri, politisi dari PDI Perjuangan, Rabu (13/11/2025).
Selain soal penanganan darurat, Andri juga menyoroti persoalan alih fungsi lahan di kawasan pegunungan. Menurutnya, banyak lahan konservasi yang kini berubah menjadi area pertanian, sehingga memperbesar risiko terjadinya tanah longsor.
“Banyak lahan yang seharusnya digunakan untuk konservasi malah dijadikan pertanian. Ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah,” tegasnya.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Pasuruan mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng atau tepi tebing agar tetap waspada, terutama saat intensitas hujan meningkat.
Warga diminta segera melapor apabila melihat tanda-tanda potensi longsor seperti retakan tanah atau pergerakan batu di sekitar permukiman.(df/hs)