SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menandatangani nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) dengan perwakilan perguruan tinggi (PT) di Surabaya, Selasa (13/9/2022).
Dalam kerja sama ini, ada sejumlah program Pemkot Surabaya yang nantinya akan banyak melibatkan perguruan tinggi.
Menurut Eri, berbagai peluang kerja sama bisa dilakukan kampus dengan Pemkot Surabaya. Mulai bidang kesehatan, pendidikan, teknologi hingga berbagai pelayanan umum.
Kerja sama ini melengkapi daftar perguruan tinggi yang sebelumnya juga telah menandatangani MoU lebih awal.
“Tanda tangan hari ini melanjutkan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang lalu,” beber Eri di sela pertemuan.
“Namun, hari ini kami hubungkan secara konkret. Masing-masing perguruan tinggi akan memegang kawasan tertentu sesuai dengan bidang keahlian sehingga lebih fokus,” sambungnya.
Wali kota yang juga kader PDI Perjuangan ini berharap, kehadiran perguruan tinggi bisa menuntaskan permasalahan di masing-masing kawasan.

“Ketika ada wilayah yang di sana juga ada teman-teman perguruan tinggi, maka bisa selesai masalahnya,” jelas Cak Eri, sapaan akrabnya.
Dia mencontohkan program kerja sama yang bisa dilakukan. Di bidang kesehatan, mahasiswa bisa ikut dalam percepatan imunisasi.
Pada momentum Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), dukungan perguruan tinggi mempercepat memenuhi target.
“Bagaimana mengubah mindset imunisasi. Kami bergerak dengan seluruh stakeholder. Hari ini sudah menyentuh di atas 90 persen (target imunisasi),” sebutnya.
Termasuk dalam penanganan stunting. Keberadaan perguruan tinggi membantu pencegahan dari sisi keilmuan. “Kami menurunkan stunting juga dengan ilmu kedokteran dan ilmu Kesehatan Masyarakat,” urai alumnus ITS Surabaya ini.
Di bidang pendidikan, pihaknya akan berkolaborasi dalam program Sinau Bareng. Nantinya, imbuh Cak Eri, pihaknya akan menerjunkan mahasiswa di beberapa balai RW untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak.
“Insya Allah segera kami launching program Sinau Bareng di balai RW. Ada pembelajaran baik menyangkut mata pelajaran maupun agama,” ungkap dia.

“Pengajarnya ada dari mahasiswa. Nah, kami turunkan juga guru yang nantinya berkolaborasi dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak ini,” imbuhnya.
Dalam hal teknologi, ada penyediaan berbagai perangkat yang bisa dikembangkan perguruan tinggi. Menurutnya, banyak kampus di Surabaya memiliki ahli di bidang IT yang bisa diajak bersinergi.
“Dalam penyediaan perangkat, kami sekarang diwajibkan dengan aturan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Nah, dari sini perguruan tinggi bisa mengambil posisi,” terang mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
“Kalau bisa dikerjakan oleh warga Surabaya dengan bimbingan perguruan tinggi, tentu akan lebih membuat bangga,” ujarnya.
Pihaknya optimistis manfaat tak hanya dirasakan warga Surabaya, namun juga mahasiswa itu sendiri. Sebab, pemkot juga memiliki semangat dalam mewujudkan Kampus Merdeka.
Yakni, mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
“Sekali lagi, kami ingin gotong royong. Keberhasilan Kota Surabaya bukan karena pemkot atau wali kotanya, namun kerja samanya seluruh pihak, termasuk perguruan tinggi,” pungkas Eri Cahyadi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS