PONOROGO – Tingginya kasus kematian Covid-19 di Ponorogo hingga saat ini disebabkan oleh banyak faktor yang membuat nyawa korban tidak tertolong. Di antaranya karena terlambat atau tidak menerima donor plasma darah konvalesen, yang cukup bagus dalam penyembuhan pasien Covid-19.
Terbatasnya alat yang berupa kantong dari mesin pengolah darah untuk menampung plasma darah konvalesen masih menjadi kendala. Bahkan, belum ada yang memiliki alat tersebut di rumah sakit dan PMI di Ponorogo.
Agung Priyanto, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Ponorogo angkat bicara. Ia mendesak Pemkab Ponorogo untuk segera mengadakan pembelian peralatan tersebut. Menurutnya, banyak korban meninggal di Ponorogo di antaranya karena terlambat mendapatkan plasma darah konvalesen, bahkan mendapatkannya pun harus ke luar kota terlebih dahulu.
“Kita harus siap-siap dan waspada dengan situasi dan kondisi meningkatnya jumlah penderita Covid-19 di Ponorogo. Apalagi banyak korban meninggal di antaranya disebabkan terlambatnya mendapatkan plasma darah konvalesen. Kita tidak punya alatnya. Jadi, untuk mendapatkan donor harus ke Kediri, Tulungagung, atau ke Solo,” ujar Agung, Rabu (14/7/2021).
Wakil Ketua Komisi A DPRD Ponorogo tersebut juga menambahkan, dengan adanya PPKM Darurat saat ini membuat mobilisasi dibatasi dan tidak memungkinkan untuk membawa pasien ke luar kota agar bisa mendapatkan plasma darah konvalesen. Apalagi kasus aktif Covid-19 masih tinggi-tingginya.
“Ini mendesak sekali. Banyak korban, bahkan terakhir saya mendengar seorang ibu hamil 9 bulan meninggal karena tidak mendapatkan donor plasma konvalesen ini. Kalau perlu kita harus saling bekerjasama antara rakyat dan pemerintah untuk pengadaannya. Kita bisa gotong royong,” tutur Agung. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS