LUMAJANG – Anggota DPRD Kabupaten Lumajang, Bukasan menyapa para petani dan buruh tani di wilayah Kecamatan Padang, Rabu (24/9/2025) siang.
Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati dan merayakan Hari Tani Nasional tahun 2025.
Bukasan mengatakan bahwa kehadirannya sebagai bentuk support dan motivasi, serta memberikan semangat kepada para petani.
Pasalnya, dari mereka stok kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi, baik masyarakat Indonesia secara umum maupun masyarakat Kabupaten Lumajang secara khusus.
“Hari ini, saya menemui para petani dan buruh tani untuk berdiskusi dan berdialog, barangkali ada permasalahan atau kesulitan yang dialami selama bertani. Yang mana, nantinya aspirasi ini akan kami sampaikan ketika rapat-rapat bersama OPD maupun dengan pemerintah daerah,” ujar Bukasan.
Kata Bukasan, petani bukan melulu soal persawahan. Namun petani juga meliputi area perkebunan, yang menghasilkan tebu, ubi jalar, ketela, dan tanaman holtikultura lainnya. Mengingat, memang pada dasarnya, kata Bukasan, kurang lebih 90% wilayah Kecamatan Padang adalah lahan perkebunan.
“Banyak sekali aspirasi yang saya tampung dari para petani dan buruh tani ini, diantaranya persoalan pupuk. Meskipun mereka sudah masuk RDKK, namun kenyataannya masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, dan akhirnya secara terpaksa membeli pupuk non subsidi dan tentu harganya lebih mahal,” jelasnya.

Sekretaris PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa kondisi ini menyebabkan biaya produksi meningkat, sementara hasil yang didapatkan tidak seperti yang diharapkan. Alhasil, seriingkali pihaknya mendengarkan bahwa para petani dan buruh tani ini tidak bisa menghasilkan pendapatan yang diharapkan pula.
“Ini menjadi catatan saya, yang nantinya akan saya sampaikan melalui rapat-rapat di DPRD, baik pandangan umum dan pandangan akhir fraksi, maupun rapat dengan stakeholder dan pemerintah daerah,” katanya.
Pihaknya berharap, para petani dan buruh tani ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, baik pemerintah daerah, provinsi, maupun pemerintah pusat.
“Sejauh ini, walaupun mereka menjadi penyumbang PDRB tertinggi, namun perhatian terhadap petani dan buruh tani masih kurang dari pemerintah,” tutupnya. (ndy/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS