BATU – Wali Kota Eddy Rumpoko bertekad menjadikan Kota Batu sebagai Kota Pariwisata Internasional. Untuk menuju terwujudnya Kota Pariwisata Internasional itu, Eddy Rumpoko telah menyiapkan beberapa strategi dan tahapan yang akan dilalui.
Di antaranya, menggandeng Perum Perhutani KPH Malang, untuk menyiapkan paket wisata alam di Coban Talun Kec Bumiaji. Kawasan hutan produksi tersebut, jelas ER, sapaan Eddy Rumpoko, akan dikembangkan menjadi objek wisata alam, eco wisata, sivopasture dan Agroforestry.
Selanjutnya, untuk mengembalikan kesejukan wilayah sekaligus mengimbangi pesatnya pembangunan fisik di Kota Batu, lanjut ER, pemkot akan menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Seperti taman segitiga di Jalan Kasiman Kelurahan Ngaglik, Taman Kenanga di Jalan Bukit Berbunga, Taman Masjid An Nur, dan Taman Wilis di Jalan Wilis.
Yang lainnya, kata ER, adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), di antaranya dengan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi warga yang berminat menjadi guide wisata untuk diarahkan dan dilatih Dinas Pariwisata Daerah sampai mendapatkan sertifikasi.
“Program SDM yang telah berjalan sebelumnya adalah pemberian insentif rutin untuk pemilik dokar wisata yang mangkal di alun-alun,” kata Eddy Rumpoko saat dihubungi melalui ponselnya, kemarin.
Pemkot Batu, sebut ER, juga telah membangun kemitraan yang strategis dengan dunia pendidikan, di antaranya dengan kampus Universitas Muhammadiyah Malang dalam kerangka pengembangan bidang-bidang pariwisata, pertanian organik dan juga pendidikan.
“Dunia akademis memiliki kemampuan lebih dalam mendampingi pengembangan kota wisata, termasuk mendukung pengembangan pertanian organik, UMM mempunyai laboratorium yang bisa melihat sejauhmana tingkat pengaruh pestisida, dan dapat memberikan dukungan terhadap petani-petani di Kota Batu,” jelas pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang itu.
Yang terakhir, mengingat Kota Batu telah dikenal sebagai produsen hasil-hasil pertanian unggulan, maka Pemkot Batu juga telah menyiapkan strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian ke bangunan gedung. Oleh karena itu, Pemkot Batu juga fokus pada pengelolaan pertanian organik.
“Pertanian organik telah digagas Pemkot Batu sejak 2012 lalu, dan saat ini sudah menunjukkan hasil. Banyak petani Kota Batu yang mulai beralih dari pertanian kimia menjadi organik. Ke depan Kota Batu juga akan menjadi basis pertanian sehat di Indonesia,” pungkasnya. (ven)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS