KABUPATEN PASURUAN – Sentra produksi tempe di Desa Parerejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan makin meredup seiring masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Lebih dari 100 produsen tempe terus berguguran dan gulung tikar menutup usaha yang selama ini menopang perekonomian keluarganya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pasuruan, Muhammad Zaini, menyebut, lemahnya permodalan dan jaringan pemasaran menjadi salah satu faktor ambruknya kampung tempe tersebut. Jika dibiarkan, sentra UMKM andalan di Kabupaten Pasuruan menjadi tinggal kenangan.
Menurut MZ, panggilan akrabnya, dari sekitar 320 pelaku UMKM tempe di Parerejo, saat ini tersisa sekitar 170 produsen tempe yang masih bertahan. Belum berakhirnya masa pandemi Covid-19 membuat mereka memilih menutup usahanya.
“Sentra UMKM tempe Parerejo menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Pasuruan. Kami memotivasi para pelaku UMKM ini untuk kembali bangkit dari keterpurukan,” kata MZ, Minggu (23/5/2021).
Menurut MZ yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pasuruan, para pelaku UMKM ini membutuhkan keterlibatan pemerintah khususnya bantuan permodalan dan pembinaan agar mampu bertahan ditengah kondisi krisis. Peran aktif pemerintah ini juga dalam rangka membangkitkan produsen tempe yang sudah lebih dulu menutup usahanya.
“Kami akan memfasilitasi agar Pemkab Pasuruan memberikan perhatian serius dengan cara pendampingan dan bantuan permodalan. Potensi UMKM tempe ini harus dibangkitkan agar roda perekonomian terus berjalan,” tandas MZ. (ian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS