SURABAYA – Keberadaan Kebun Raya Mangrove Surabaya di Gununganyar tak sekadar mengurangi polusi, sekaligus mengurangi angka kemiskinan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam sambutannya pada acara peresmian Kebun Raya Mangrove, Rabu (26/7/2023), menyampaikan, seluruh pekerja di Kebun Raya Mangrove berasal dari keluarga miskin.
“Banyak lahan Pemkot Surabaya bisa digerakkan untuk pangan termasuk Kebun Raya Mangrove. Tujuan akhirnya untuk mengurangi kemiskinan warga Kota Surabaya,” terangnya.
Wali Kota Eri juga menceritakan bagaimana sejarah Kebun Raya Mangrove. Bermula dari inisiasi Megawati Soekarnoputri bersama Wali Kota Tri Rismaharini pada eranya.
“Ini tempat dulu berdarah-darah dipertahankan Bu Risma. Sesuai arahan Bu Mega, kami menjalankan mangrove ini bukan hanya tempat mangrove, tapi edukasi dan pariwisata. Khususnya buat anak muda. Karena mereka butuh mengenalnya,” kata Wali Kota Eri.
Tak sekadar pekerja, Kebun Raya Mangrove juga membawa berkah bagi sejumlah pedagang kaki lima. Puluhan PKL yang kerap berpindah-pindah tempat jualan, sejak beberapa waktu lalu telah di relokasi Pemerintah Kota Surabaya di tempat ini.
Reportase pdiperjuangan-jatim.com di Kebun Raya Mangrove, ada 20-an pedagang mengisi sentra jajanan di tempat tersebut. Deretan lapak ditata apik, demikian pula meja dan kursi pengunjung atau pembeli.
Rupa-rupa makanan dan minuman dijajakan di tempat ini. Mulai dari menu nasi lodeh hingga soto, berbagai camilan dari seblak hingga kentang goreng, serta aneka minuman.
Koordinator UMKM Kebun Raya Mangrove Surabaya, Slamet Budiyono berucap syukur karena tak luput dari perhatian Pemkot Surabaya dalam proses pengembangan daerah.
“Di sini kami bisa berdagang dengan tenang, seluruh pedagang tak perlu memikirkan harus berjualan di sebelah mana, ataupun berebut tempat,” ucapnya.
Dirinya juga menambahkan, dengan adanya sentra UMKM itu, seluruh pedagang dapat saling gotong-royong dan tak berebut pembeli.
Berita terkait: Megawati Resmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya
Salah seorang pedagang ibu Abi, mengaku, jualan yang ia lakukan sebagai sumber penghasilan utama di keluarganya. Ia berharap, pasca-peresmian wisata Mangrove menjadi Kebun Raya Mangrove Surabaya, selalu ramai pengunjung.
“Semoga ramai terus, Mbak. Buat nyekolahin anak biar jadi orang kayak Bu Mega dan Pak Eri Cahyadi,” pungkasnya. (yols/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS