
JAKARTA – Presiden Joko Widodo minta kepada para investor dan pengusaha Indonesia untuk tidak lagi bersikap wait and see dalam berekspansi dan berinvestasi. Sementara, banyak momentum bagus telah diraih Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
“Wartawan sering tanya ke saya, Pak, pengusaha masih wait and see. Loh saya jawab apalagi sih yang di-wait (ditunggu) dan di-see (dilihat). Jangan sampai melewatkan momentum,” kata Jokowi, saat di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Dia menekankan, saat ini momentum pertumbuhan ekonomi terus menggeliat. Namun, Jokowi mengaku heran, karena isu yang terangkat di masyarakat justru cenderung yang negatif.
“Kita ini senengnya yang kaya Saracen. Momentum ini jangan dilupakan seharusnya,” ujar presiden asal Solo Jawa Tengah ini.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menuturkan, indikator momentum terus bertumbuhnya ekonomi terlihat dari meningkatnya kepercayaan lembaga-lembaga ekonomi internasional dan juga negara lain.
“Jangan sampai lupa, kita sudah mendapat peringkat layak investasi (investment grade) dari tiga lembaga,” katanya, merujuk pada peringkat utang yang diberikan Fitch Ratings, Moodys Services, dan Standard and Poors.
Kemudian, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia juga meningkat, terlihat dari survei “OECD-Government at Glance”. Indikator kemudahan investasi dari “Ease of Doing Business” juga membaik, dan ditargetkan bisa terus membaik ke peringkat 40.
“Ini ada momentum, kok masih ada yang pesimis. Apalagi yang dicari,” ujar dia.
Fundamental ekonomi domestik, kata Jokowi juga membaik, terlihat dari laju inflasi yang pada tahun ini diperkirakan berada bawah 4 persen atau lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
“Karena inflasi rendah ini pada pekan kemarin BI juga sudah sampaikan bahwa bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate itu sudah turun ke 4,5 persen,” ujarnya.
Presiden dalam kesempatan tersebut memimpin peresmian pencatatan investasi sekuritisasi aset KIK EBA Mandiri JSMR01 milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Surat berharga tersebut berbasis pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi). (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS