SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya bakal membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dilengkapi dengan fasilitas lift.
Menurut Wali Kota Tri Rismaharini, pembangunan lift dilakukan pihak biro reklame, bukan menggunakan dana APBD.
Pembangunan lift di JPO, jelas Risma, selain untuk keselamatan penyeberang jalan dan memberi fasilitas kaum difabel, juga agar orang memilih naik JPO dari pada menyeberang jalan.
“Kan bahaya, apalagi seperti perawat di RSAL yang harus menyeberang jauh melewati frontage timur, kemudian jalan induk dan frontage barat. Kasihan,” ujar Risma, kemarin.
Risma mengusahakan pembangunan lift di JPO selesai Oktober mendatang. Beberapa JPO yang diprioritaskan pembangunannya, meliputi JPO di Kawasan Tunjungan, sekitar Bulog dan SMA Bhayangkari di Jalan A Yani.
Dia mengakui, investasi lift di JPO sangat mahal. Untuk itu, pihak investor juga minta kepastian ke pemerintah kota kerjasama yang dilakukan berlangsung hingga berapa lama.
Untuk itu, saat ini pihaknya minta LO (Liaison Officer) ke kejaksaan untuk mengetahui aturannya seperti apa. Sedangkan BPKP untuk mengetahui hitungannya bagaimana.
Pemkot Surabaya juga berencana membangun jembatan di Kalimas kawasan Ngagel. Jembatan itu akan menghubungkan dua jalan yang terpisahkan Kalimas, yakni Jalan Ratna di sisi timur, hingga tembus ke Jalan Bengawan di sisi barat.
Pembangunan jembatan itu juga untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap perahu tambang.
Tri Rismaharini mengatakan, pembangunan Jembatan Ratna penting. Sebab, munculnya perahu tambang tak lepas dari kurangnya akses jembatan di kawasan sungai.
Selain itu, pemkot juga tak berwenang melarang perahu tambang beroperasi di Surabaya. Apalagi, kata Risma, warga membutuhkan adanya perahu tambang tersebut.
“Kalau dilarang nggak bisa. Makanya, nanti di Jalan Ratna mau dibangunkan jembatan,” ujar Risma kepada wartawan.
Dia menambahkan, Jembatan Ratna bakal dibangun sepanjang 36 meter dan lebar 19 meter, dengan empat lajur jalan. Jembatan itu akan dilengkapi pedestrian bagi pejalan kaki.
Adanya jembatan itu juga diharapkan mampu memotong jalur dari Ngagel ke Darmokali yang selama ini harus memutar di jembatan BAT, atau jembatan di kawasan Jalan Sulawesi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS