SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, untuk menuju Surabaya menjadi kota dunia yang maju, humanis dan berkelanjutan, dibutuhkan keterlibatan serta gotong-royong warganya.
“Insya Allah tidak ada pemerintahan yang sempurna, bisa sempurna jika masyarakatnya ikut menjadi bagian dalam pembangunan, sehingga kalau ada yang salah bisa diingatkan,” kata Eri dalam ‘Diskusi Hari Pers Nasional 2021, Membangun Surabaya 5 Tahun ke Depan’, Rabu (31/3/2021).
Guna mewujudkan visi tersebut, ada lima misi yang akan dilakukan. Pertama, mewujudkan perekonomian inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembukaan lapangan kerja baru melalui penguatan kemandirian ekonomi lokal, kondusifitas iklim investasi , penguatan daya saing Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau serta internasional.
“Bagaimana gotong royong menuju Surabaya menjadi kota yang perekonomiannya maju. Saat ini mau tidak mau harus kita lakukan, harus bergerak masif, habis-habisan untuk mensejahterakan dulu masyarakat Kota Surabaya,” ujar kader PDI Perjuangan ini.
Kedua adalah membangun sumber daya manusia (SDM) unggul, sehat jasmani dan rohani, produktif, serta berkarakter melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Ia mencontohkan, untuk membangun SDM yang unggul, sehat jasmani dan rohani melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Pihaknya membuat kebijakan mulai 1 April, warga Surabaya yang ingin berobat ke rumah sakit cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) melalui program Pemberlakuan Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).
Selanjutnya, misi ketiga adalah memantapkan melalui ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang modern berkelas dunia serta berkelanjutan.
Keempat, memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis, dan tangkas berbasis digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. “Ini nanti pelayanan, semua birokrasi di Pemerintah Kota ini kita siapkan semuanya harus melalui elektronik,” ujarnya.
“Semua pelayanan publik di Kota Surabaya ketika ada permasalahan, maka masyarakat berhenti bertanyanya cukup di kelurahan, karena garda terdepannya pemerintah kota ini adalah di kelurahan,” imbuh Eri.
Kemudian kelima adalah menciptakan ketertiban, keamanan, kerukunan sosial, dan kepastian hukum yang berkeadilan. “Karena bagaimanapun Surabaya ini harus menjadi kota yang toleransi,” tandasnya.
Sekedar informasi, selain Eri Cahyadi, diskusi yang digelar secara daring ini juga menghadirkan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan Wakil Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim sebagai pembicara. (dhani)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS