JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan, KTT Asia Afrika ke-60 telah menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Pesan Bandung 2015; Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika; dan Deklarasi Mengenai Palestina.
“Sidang telah mengirimkan pesan kepada dunia, bahwa kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan, dan jauh dari perdamaian. Oleh karena itu, Bandung Spirit masih sangat relevan,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan seusai acara penutupan KTT di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (23/4/2015) petang.
KTT Asia Afrika, sebut Jokowi, telah berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama secara konkret yang tercantum dalam Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika. Selain itu, KTT ini juga berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan.
“Para menteri luar negeri diminta untuk melakukan pertemuan dua tahun sekali di sela-sela Sidang Umum PBB di New York,” ujar Jokowi.
Kesepakatan lain yang dihasilkan KTT Asia Afrika ini, lanjut Jokowi, adalah pentingnya penguatan kerja sama selatan-selatan melalui inisiatif dan program pengembangan kapasitas dan kerja sama teknis.
Pun masalah Palestina memperoleh perhatian khusus setelah diadopsinya Deklarasi Khusus Mengenai Palestina, dan dukungan peserta bagi kemerdekaan Palestina. Termasuk kesiapan membantu pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan bagi Palestina.
Forum antar pemerintahan terbesar di luar PBB
“Saya juga gembira sidang sepakat untuk menetapkan 24 April sebagai hari Asia Afrika dan menetapkan Bandung sebagai ibu kota solidaritas Asia Afrika. Dan, ini yang penting, mendukung berdirinya Asia Africa Center di Indonesia,” ungkap presiden yang kader PDI Perjuangan itu.
Saat menutup KAA ke-60, Jokowi menyebutkan, KTT Asia Afrika merupakan salah satu forum antar pemerintahan terbesar di dunia di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dihadiri negara-negara Asia, Afrika, dan beberapa negara observer.
Dia menilai, suara yang disampaikan dalam konferensi ini adalah suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika. “Sekali lagi, suara-suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika. Oleh sebab itu, suara dan keputusan kita tidak dapat diabaikan oleh siapapun,” tegasnya.
Dalam KAA ke-60 itu, lanjut Presiden Jokowi, telah disepakati untuk menggelorakan kembali inti perjuangan Selatan-Selatan, yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara Asia Afrika. Selain itu para peserta KAA juga sepakat membentuk jejaring pusat penjagaan perdamaian di kedua kawasan yang dapat memfasilitasi kerja sama peningkatan kapasitas.
Para peserta KAA ke-60, kata Jokowi, mengecam aksi ekstremisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dan mendorong dialog budaya dan agama. “Kita juga sepakat meningkatkan perdagangan dan investasi sebagai mesin pendorong perekonomian,” lanjutnya.
Dalam kaitan itu, menurutnya, KAA ke-60 mendorong sistem perdagangan multilateral yang adil, yang pro pembangunan, dan inklusif, yang berkontribusi pada pertumbuhan, pada investasi dan lapangan kerja, serta yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan.
“Kita menyadari pentingnya sektor maritim dan arti strategis Samudera Hindia sebagai jembatan pembangunan ekonomi di Asia dan Afrika,” papar Jokowi seraya menyebutkan, kerja sama maritim akan menjadi salah satu pilar utama kemitraan strategis baru Asia Afrika.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi berjaji akan bekerja dengan para pemimpin negara-negara Asia Afrika untuk memastikan bahwa kemitraan strategis antara Asia dan Afrika benar-benar terwujud.
“Saya juga akan bekerja dengan Anda semuanya demi kemakmuran, keadilan, ketenteraman untuk seluruh warga bangsa Asia Afrika,” pungkas Jokowi. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS