JAKARTA – Plt Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Bambang Dwi Hartono mengatakan, sesuai hasil reses 28 anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Juni 2016, banyak masukan dari warga yang tidak menginginkan incumben maju lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Meski demikian, hasil tersebut tidak menutup kemungkinan bagi PDI Perjuangan untuk mendukung petahana.
Bambang DH menyebutkan, gerakan politik sangat dinamis mengikuti suara rakyat dan di dunia politik tidak ada yang 100 persen. Menurut dia, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk menajamkan calon, apakah itu melalui survei, pemetaan politik, atau mendengarkan suara struktur.
“Ya biar makin lengkap pertimbangan kita untuk bisa lebih objektif dan tajam dalam menentukan pasangan yang akan kita tetapkan. Kalau nanya peluang, kan geraknya belum sampai 100 persen,” jelas Bambang DH, Jumat (22/7/2016).
Dari hasil aspirasi warga yang tidak menginginkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama maju lagi sebagai calon gubernur dari jalur perorangan, tambah Bambang DH, dilakukan survei dan pemetaan politik. Sehingga bisa dikerucutkan enam nama sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung PDI Perjuangan.
Faktor utama warga tidak menghendaki incumbent maju dalam Pilgub DKI 2017, ungkap Bambang, lebih banyak mengarah kepada ketidakpuasan terhadap kinerja penyerapan anggaran Pemprov DKI yang dari tahun ke tahun cukup minim.
Tidak hanya itu, mayoritas warga melihat arogansi dalam pernyataan yang disampaikan Ahok yang kerap dimuat media massa. Bahkan, saat reses, banyak anggota dewan Fraksi PDI Perjuangan ditagih janji sewaktu Pilgub DKI 2012.
“Di antaranya terkait penggusuran. Mereka juga ditanya lho. Mereka dulu janji begini, tapi kok seperti ini. Itu juga disampaikan warga. Itu curhatnya masyarakat. Dalam forum reses kan kawan-kawan DPRD DKI menerima harapan-harapan masyarakatnya terhadap pimpinan yang akan datang,” terang mantan Wali Kota Surabaya itu.
Sementara itu, Survei Populi Center menunjukkan PDI Perjuangan masih jadi parpol terkuat di DKI menjelang Pilgub 2017. Sebagai partai yang bisa mengusung calon sendiri, PDI Perjuangan mempertimbangkan kader sendiri.
“Dengan posisi partai yang memiliki kursi terbanyak, itu suatu keuntungan. Itu kita manfaatkan. PDIP bisa mencalonkan sendiri, kapan saja di waktu yang tepat,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, kemarin.
Populi Center melakukan survei dengan wawancara tatap muka di 6 wilayah DKI Jakarta selama 4 kali, yaitu bulan Desember 2015, Februari 2016, April 2016, dan Juni 2016.
Survei ini menunjukkan PDIP masih menjadi parpol terkuat di DKI Jakarta. Bahkan elektabilitas PDIP berada di titik tertinggi saat ini mencapai 26%, tumbuh dari 16,2% pada Desember 2015, menjadi 21,5% pada Februari 2016, meski sempat turun menjadi 20,8% pada April 2016.
Sementara itu di posisi kedua ditempati Gerindra dengan 12,2% dan diikuti Golkar dengan 7,5%. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS