MAROKO – Konferensi internasional ke-10 UNESCO Global Geopark (UGG) di Habous Cultural Complex, Marrakesh, Maroko, Sabtu (9/9/2023) waktu setempat, mengukuhkan Ijen Geopark menjadi bagian dari UGG.
Piagam penetapan sebagai Global Geoparks Network tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Global Geopark Network, Nickolos Zourous pada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang menghadiri konferensi prestisius tersebut, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Hudiyono.
“Pengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir, tapi justru awal dari upaya Banyuwangi untuk bisa membawa potensi daerah ke level internasional,” ujar Bupati Ipuk.
Bupati Ipuk menceritakan, acara pengukuhannya sendiri berlangsung khidmat, meskipun harus dipindahkan tempatnya. Karena terjadi gempa bumi berskala 6,8 skala richter yang melanda Maroko.
“Kami turut berduka cita atas musibah ini. Semoga warga Maroko diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapinya,” jelas Bupati Ipuk.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menambahkan, masuknya Ijen Geopark ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional ke Ijen Geopark. Apalagi, forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan dan pegiat geopark dari 50 negara.
“Sudah banyak buktinya. Ketika sebuah geopark itu masuk jaringan geopark dunia, maka akan diikuti dengan perhatian internasional dan kenaikan kunjungan orang. Kita berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal,” tuturnya.
Geopark Ijen sendiri merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya, namun juga didukung dengan semangat mewujudkan sustainable tourism (wisata berkelanjutan). Geopark Ijen terbentang di seluruh wilayah kabupaten yang secara spesifik kawasannya ada di kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo. Lengkap dengan beragam kekayaan geosite, biosite, dan culturalsite-nya.
Banyuwangi, lanjut Bupati Ipuk, dalam sepuluh tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global yang menekankan pada upaya konservasi dan mengajak masyarakat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal.
Misalnya, Banyuwangi banyak mengemas event sportourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah.
Pengembangan pariwisata di Banyuwangi sendiri, jelas Bupati Ipuk, juga mendorong keterlibatan masyarakat secara luas.
”Kami dorong masyarakat untuk terlibat berbagai event pelestarian budaya. Seperti event Tumpeng Sewu, Seblang, Ngopi Sepulu Ewu, ada keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya,” jelasnya.
“Banyuwangi juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi. Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal,” tandasnya. (aras/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS