SIDOARJO – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Hari Yulianto mengajak warga Sidoarjo lulusan SMAN atau SMKN yang ijazahnya tertahan untuk segera mengambil di sekolah masing-masing.
Ajakan disampaikan Hari Yulianto kepada ratusan peserta acara sosialisasi bertajuk Pentingnya Legalitas Usaha Bagi UMKM di Balai Desa Ngingas Kecamatan Waru, Senin (21/4/2025) sore.
Menurut dia, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah menginstruksikan kepada SMA dan SMK Negeri se-Jawa Timur untuk tidak menahan ijazah para murid yang telah lulus.
“Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Bapak Aries Agung Paewai juga secara tegas melarang pihak sekolah memungut biaya dalam proses pengambilan ijazah.”
“Jadi silahkan dimanfaatkan kesempatan yang baik ini, bagi bapak dan ibu yang ijazah putra atau putrinya masih tertahan di sekolah, segera saja untuk mengambil,” imbuh Hari dalam pidatonya membuka acara sosialisasi tersebut.

Tak hanya ajakan kepada warga. Hari Yulianto telah membentuk tim untuk melakukan pengawasan sekolah-sekolah mana saja yang aktif maupun tidak dalam proses ini.
Melalui timnya, pria yang juga Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini menyebarluaskan informasi terkini perihal instruksi terbaru dari Pemprov Jatim terkait ijazah tertahan di sekolah kepada jaringannya di 18 kecamatan se-Kabupaten Sidoarjo.
Hari juga membentuk tim cyber untuk memantau geliat SMAN atau SMKN dalam mempublikasikan penyerahan ijazah tertahan melalui website atau akun resmi masing-masing sekolah.
“Hasil pemantauan tim cyber kami, ada 9 SMAN/SMKN yang mengunggah perihal penyerahan ijazah melalui website atau akun resmi masing-masing,” kata Hari Yulianto yang akrab disapa Keceng ini.
Antara lain, SMAN 3 Sidoarjo, SMAN 1 Krian, SMAN 1 Waru, SMAN 1 Gedangan, SMAN 1 dan Prambon. Berikutnya, SMAN 1 Taman, SMKN 1 Buduran, SMKN 3 Buduran.
“Pengumuman kepada seluruh alumni SMAN 3 Sidoarjo, diharap untuk segera mengambil ijazah. Pengambilan tanpa syarat apapun/gratis,” tulis akun instagram sman3sda seperti ditunjukkan Hari Yulianto.

Sementara 10 SMAN/SMKN lainnya, terpantau dari akun media sosial resmi mereka yang terdaftar dalam laman data pokok pendidikan (dapodik) tidak ditemukan unggahan perihal pengambilan ijazah.
“Hasil pemantauan tim, akun-akun sepuluh sekolah ini terakhir kali memposting setahun lalu. Bisa jadi akun tidak terkelola dengan baik,” kata Hari.
Namun, Hari berprasangka positif sekolah-sekolah ini mengumumkannya melalui saluran lain. “Tapi kami akan cek melalui relawan-relawan kami di lapangan,” pungkas Hari Yulianto. (hd/ian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS