Ibunda Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Berpulang

Loading

MALANG – Ibunda Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari Bisowarno, Ny. Djoeminah, meninggal dunia, Senin (29/3/2021) pukul 06.05 WIB. Djoeminah meninggal di RSSA Malang dalam usia 89 tahun.

Kabar duka ini disampaikan Sri Untari kepada media ini. “Innalillahi wa innailaihi rojiun. Telah meninggal dunia Ny Djoeminah, dalam usia 89 th, ibunda kami tercinta di RSSA Malang,” ucap Sri Untari.

Perempuan yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini juga memintakan maaf bagi ibundanya. 

“Kami putra-putrinya minta maaf, apabila ada salah dan khilaf beliau. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta ketabahan,” katanya.

Banyak kenangan dari Untari dari sosok ibundanya. Pegiat koperasi ini menyebut Ny Djoeminah sebagai perempuan hebat dan cerdas.

“Beliau seorang guru SD yang cerdas sekali, dan tabah dalam merawat 10 anak, 8 perempuan 2 laki-laki,” kenang Untari. 

Karena anaknya kebanyakan perempuan, maka Djoeminah dalam mendidik anaknya dengan doktrin-doktrin yang masih diingat benar oleh Untari.

Di antaranya, semua anak-anaknya harus bersekolah dan harus pintar. Doktrin itu disampaikan Djoeminah, karena dia menyadari tidak bisa memberi anak-anaknya harta. 

“Yang ibu berikan hanya ijazah, gawe gaman (bekal) untuk kalian hidup,” beber Untari.

Djoeminah juga mendoktrin anak-anaknya agar tidak boleh tidak bekerja. Semua harus punya kemandirian.

Jika sudah menikah, Djoeminah juga minta anak-anaknya harus mandiri, tidak boleh campur atau bergantung kepada orang tua.

Ada doktrin yang juga sangat diingat Untari, yakni ibundanya mewanti-wanti anak-anak perempuannya agar menjaga kehormatannya dengan kuat.

“Ibu berpesan, ‘cah wedok koyo piring beling, lek ceblok pecah. Cah lanang koyo piring seng, lek ceblok mek peyok iso didandani maneh, di cat wes koyo anyar’,” ucap Untari menirukan piweling ibundanya.

Doktrin lainnya, Djoeminah minta anak-anaknya agar ‘dadio tunggak ojo dadi gagak, dan  Sholato yo, kabeh kuwi cagak e uripmu….

Djoeminah juga minta anak-anaknya dengan pesan ini: Lek nduwe opo ae ojo lali karo wong tuwo, sedulur lan tonggo. Sing nduwe jiwa sosial, urun bahu, urun wektu, urun pemikiran lek ora iso urun duwit.

“Itu yang sering diajarkan kepada kami semua. Masih banyak lagi, sosok yang sangat cerdas dan masih aktif sampai sebelum sakit,” pungkas Untari. 

Almarhumah Ny Djoeminah akan dimakamkan siang ini di pemakaman keluarga, di Desa Bendosari, Sanankulon, Kabupaten Blitar. Rumah duka, di Dusun Bululawang RT 02 RW 02 Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. (goek)