SUMENEP – Sekretaris Jenderal Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) Hasto Kristiyanto menyerahkan tiga kategori penghargaan terkait pelestarian keris sebagai bagian dari budaya Nusantara.
Tiga penghargaan itu adalah Sumenep sebagai Kota Keris, diberikan Bupati Sumenep KH A Busyro Karim, penghargaan Tokoh Keris yang diberikan kepada Wakil Bupati Achmad Fauzi, dan Maestro Keris diberikan kepada Mukaddam.
Penghargaan diserahkan sebelum Hasto membuka Pameran Pusaka Nusantara yang berlangsung selama 3 hari mulai Jumat (11/8/2017). Pembukaan Pameran Pusaka Nusantara digelar di Pendopo Kabupaten Sumenep.
Senapati Nusantara menjadi induk paguyuban bagi seluruh pelestari tosan aji se-Indonesia. Melalui Musyawarah Senapati Nusantara pada 26 Februari 2017, Hasto terpilih secara aklamasi menjadi sekretaris jenderal.
Baca juga: “Rasa” Dalam Diri Bangsa Makin Berkurang
Hasto menyebutkan, keris merupakan karya cipta adiluhung dan keris tidak bisa dihasilkan tanpa olah roso (rasa).
“Sumenep adalah penghasil keris dan memiliki ratusan empu yang luar biasa. Bahkan, keris dari Sumenep diekspor ke Malasyia, Brunei Darussalam, dan Belanda,” ujar Hasto saat memaparkan alasan Senapati Nusantara memberikan penghargaan kepada Sumenep.
Dia menambahkan, Sumenep menyimpan tradisi sejarah yang luar biasa. Bahkan, dia mendapat laporan, ada sekitar 6.000 keris diproduksi setiap bulan sebagai mahakarya kebudayaan yang luar biasa.
“Ini seharusnya menjadi perhatian dan menjadi energi kita untuk menguatkan tradisi budaya, supaya kita berkepribadian dalam kebudayaan,” ujar pria yang juga Sekjen PDI Perjuangan ini.
Karena itulah Senapati Nusantara memberi apresiasi kepada Pemkab Sumenep yang memberikan kepedulian terhadap produk budaya Indonesia.
Atas penghargaan yang diterima, Bupati Sumenep Busyro Karim mengatakan, hal itu akan mendorong pihaknya untuk terus ikut membina pengrajin dan melestarikan keris sebagai karya budaya bangsa.
“Penghargaan ini membangkitkan Sumenep agar pengrajin keris lebih menghargai apa yang telah dimiliki. Sebab, keris adalah salah satu potensi Sumenep,” ujarnya.
Hasto menambahkan, organisasi Senapati Nusantara membuka komunikasi dengan berbagai kementerian, seperti Kemdagri, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Koperasi dan UKM agar potensi produksi keris di Sumenep bahkan di Indonesia bisa ditumbuhkembangkan.

Selanjutnya, Hasto juga melakukan tur mengelilingi pameran keris serta berdialog dengan para pengrajin keris. Saat menuju tempat pameran di GNI Sumenep, Hasto bersama Bupati, Wabup, dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi naik kuda.
Salah satu panitia, Carto menjelaskan, lebih dari 137 paguyuban keris dihadirkan pada pameran tersebut. Dia mengutip data Unesco pada 2012 yang menyebutkan jumlah pengrajin keris di Kabupaten Sumenep sebanyak 524 orang.
Kemudian, Pemkab Sumenep bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2014 melakukan pendataan ulang dan tercatat sebanyak 684 pengrajin keris yang tersebar di tiga kecamatan di Sumenep.
“Paguyuban keris se-Kabupaten Sumenep mengharapkan agar ke depan ada galeri atau ruang pamer keris di Sumenep,” ujar Carto.
Tampak hadir dalam acara tersebut Bupati Sumenep KH A Busyro Karim, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi dan beberapa pengurus lainnya, anggota DPR daerah pemilihan Madura Said Abdullah, serta para kolektor dan pelestari keris dari berbagai daerah. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS