MATARAM — Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Partai bukan tempat untuk menggantungkan diri mencari kekuasaan ataupun tempat untuk mencari makan. Melainkan bagaimana para kader mengabdikan dirinya kepada rakyat.
“Yang paling utama itu kita menyejahterakan masyarakat, bukan untuk mencari kekuasaan,” tandas Hasto, di Mataram, Selasa (10/5/2016).
PDI Perjuangan, sebut Hasto, juga akan memberikan sanksi pemecatan terhadap kader yang menjadi kepala daerah jika terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Termasuk kepada kader yang menjadi angggota DPR dan DPRD.
“Kalau ada yang melakukan korupsi atau menyalahgunakan kekuasaan, langsung dipecat,” tegasnya.
Untuk membentengi kader agar terhindar dari korupsi, jelas Hasto, DPP PDIP memelopori pembentukan rekening gotong royong. Rekening tersebut diperuntukkan kepada kader yang tertarik berpolitik untuk membangun sebuah peradaban yang bersih.
“Rekening gotong royong ini untuk anggota dan diawasi langsung oleh akuntan publik,” ujarnya.
Dia menyebutkan, seluruh dana yang dikumpulkan melalui rekening gotong royong itu, 40 persen untuk membiayai sekolah partai, 30 persen untuk program kerakyatan dan pemenangan pemilu, 20 persen untuk manajemen partai dan 10 persen untuk pemberdayaan perampuan dan anak.
“Jadi seluruh dana ini dipertanggungjawabkan secara jelas, sehingga dapat menghasilkan kader maupun pemimpin baru dan mampu menggunakan alat kekuasaan sebagai pembebas dari kemiskinan,” paparnya.
Hasto menambahkan, PDI Perjuangan bertanggung jawab untuk membangun kultur organisasi yang kental dengan kerakyatan dan kebudayaan. Kultur organisasi untuk menampilkan wajah kerakyatan partai yang harus terus menerus dibangun itu, terang dia, semuanya dilandasi nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, kebangsaan, musyawarah dan keadilan sosial.
“Kedisiplinan partai mencakup disiplin berpikir, bertindak, berbicara, berkomunikasi, dan disiplin waktu serta semangat untuk terus menerus memperbaiki diri mutlak diperlukan, termasuk juga kerendahatan hati,” tutur Hasto.
Menurut dia, PDIP mengembangkan kepemimpinan ideologis, profesional, berkarakter, dan pada saat bersamaan tetap rendah hati untuk selalu menerima masukan melalui kemampuan mendengarkan suara rakyat.
Kerendahan hati dan tradisi kritik otokritik itu dinilai penting agar PDIP terus menjaga watak politik yang beradab. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS