SURABAYA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, buku karya Yudi Latif berjudul “Revolusi Pancasila”, menjadi pedoman praktis tentang penerapan Pancasila. Sebab, Pancasila memiliki karakter progresif sebagai solusi atas berbagai persoalan.
“Pancasila dalam karakternya yang progresif. Maka realitas kemiskinan yang terjadi di Indonesia harus didekati dengan watak kekuasaan yang membumikan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan Indonesia, musyawarah mufakat, dan cita-cita kesejahteraan yang berkeadilan sosial,” kata Hasto.
Pernyataan itu disampaikan Hasto, saat menjadi pembicara bedah buku Revolusi Pancasila di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Senin (9/11/2015). Selain Hasto, bedah buku yang dipandu Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf itu juga menghadirkan pembicara KH Yahya C Staquf, Yudi Latif, dan Priyatmoko.
Selain jajaran pengurus PWNU Jatim, sejumlah ulama tampak hadir. Dari jajaran partai politik, tampak hadir Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan sejumlah pimpinan parpol lainnya.
Membumikan Pancasila, lanjut Hasto, bisa dilakukan dengan jalan Trisakti yang mengusung kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya. “Karena itu, mengapa petani-petani Indonesia harus berdaulat, agar Indonesia bisa berdikari dalam pangan,” ujarnya.
Revolusi Pancasila, tambah dia, bisa mengubah watak sosial masyarakat agar lebih berkeadilan. Hasto juga menegaskan komitmen PDI Perjuangan untuk menggunakan buku karya Yudi Latif itu sebagai bagian dari teori sosial dan ideologi untuk mengubah struktur sosial yang tidak adil.
Acara bedah buku yang digelar PWNU Jatim itu, sebut Syaifullah Yusuf, untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November. Buku yang diluncurkan di Jakarta pada 27 Oktober lalu itu didiskusikan untuk guna mengingatkan pentingnya Pancasila.
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan pentingnya Pancasila untuk dipahami dalam perspektif buku Revolusi Pancasila. “Atas dasar ini, maka NU selalu memberikan dukungan terhadap gagasan peringatan 1 Juni sebagai lahirnya Pancasila,” tegas Gus Ipul. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS