JAKARTA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ingin pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini jadi momentum Indonesia untuk mandiri dan berdikari. PDI Perjuangan minta pemerintah berupaya agar rupiah berjaya dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
“Jadi rupiah untuk rupiah. Di sinilah momentum kebangkitan ekonomi dalam negeri di bawah kibaran mata uang rupiah yang dipakai di seluruh transaksi dalam negeri,” kata Hasto Kristiyanto dalam siaran pers, Jumat (28/8/2015).
Hasto menilai, pemerintah sebenarnya tidak terlalu sulit memperkuat rupiah sebagai lambang supremasi kedaulatan moneter di tengah perang mata uang dunia. Syaratnya, Menteri ESDM, Menteri BUMN dan Dirut Pertamina berani menyatakan seluruh minyak yang diproduksi di Indonesia dipakai untuk kilang minyak dalam negeri.
“Keputusan politik itu penting. Bayangkan Indonesia memproduksi minyak mentah 800 barel per hari. Namun pada saat yang bersamaan kita impor minyak mentah sebesar 300 juta barel per tahun. Pertanyaannya, mengapa minyak Indonesia tidak dipakai sebagai feed stock kilang-kilang minyak kita? Siapa yang diuntungkan dari ekspor-impor tersebut?” ujar Hasto.
Dia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara berdaulat. Pemerintah bisa secepatnya mengeluarkan aturan, bahwa minyak porsi pemerintah hasil dari production sharing contract (PSC) harus diterima dalam bentuk crude. Sementara porsi kontraktor dalam skema PSC tersebut, katakanlah sekitar 80 persen, dibeli oleh Pertamina dengan harga pasar.
“Jadi seluruh crude produksi dalam negeri langsung di proses untuk kilang kita. Para insinyur proses produksi Indonesia di kilang minyak kita, dipastikan mampu melakukan adjustment operasi untuk berbagai varian crude minyak Indonesia. Saya percaya para proses engineers Indonesia memiliki kompetensi dan nasionalisme untuk mengolah minyak kita sendiri,” paparnya.
Dengan cara itu, kata Hasto, maka kebutuhan dolar akan berkurang drastis. Pada saat bersamaan, jika berbagai hambatan ekspor bisa ditekan, dan mata uang rupiah dipakai untuk seluruh transaksi ekspor, maka rupiah dipastikan akan menguat.
“Apa yang terjadi dalam perekonomian kita saat ini, justru menjadi momentum untuk berdikari, dan momentum emas untuk melawan berbagai bentuk mafia yang eksis di perekonomian kita,” tegas Hasto.
Optimistis Jokowi Mampu Atasi Persoalan
Dia menyatakan optimistis Presiden Joko Widodo dapat mengatasi masalah ekonomi saat ini. Pihaknya juga percaya Jokowi akan mengambil kebijakan yang tepat dan pemerintah akan mampu mengatasi berbagai persoalan.
Meski demikian, beberapa langkah konkret harus segera dijalankan pemerintah. “Kami mengingatkan pemerintah untuk terus menggerakkan sektor riil, mendorong tumbuh kembangnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang terbukti menjadi penyelamat krisis 1998. Sektor kerakyatan ini harus terus dipacu,” kata Hasto.
Pihaknya juga minta pemerintah segera duduk bersama dengan DPR untuk membahas seluruh dana cadangan fiskal, dana sosial, dan jika perlu melakukan realokasi anggaran untuk dipindahkan menjadi anggaran percepatan program padat karya di desa-desa. Hal ini penting untuk menjaga daya beli rakyat melalui cara-cara yang produktif.
“Di sisi lain, daya dorong ekspor harus ditingkatkan. Dalam masa penuh tantangan ini, ekspor mineral dan hasil pertambangan dibuka saja. Demikian halnya untuk CPO, pajak ekspor lebih baik dijadikan insentif untuk petani di sektor perkebunan,” papar Hasto. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS