SURABAYA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberi kuliah umum terkait dinamika partai politik (parpol) di tanah air, di depan mahasiswa S1 dan S2 berbagai program FISIP Universitas Airlangga (Unair), Senin (30/5/2016).
Kuliah umum bertema “Dinamika Partai Politik di Indonesia Sekarang” itu digelar di Ruang Adi Sukadana lantai 2 kampus FISIP Unair.
Dinamika berbagai parpol, seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Demokrat, serta partai lainnya, diuraikan Hasto. Di antaranya soal kemenangan parpol di beberapa kali hajatan pemilu, soal kekalahan, hingga soal perpecahan di internal partai.
Kuliah umum yang disampaikan politisi kawakan PDI Perjuangan ini tidak monoton. Hasto kerap mengajak para mahasiswa berdialog di tengah-tengah penyampaian materi. (Ini, Foto-foto kuliah umum Hasto di Unair)
Bahkan, pria asal Yogyakarta ini memberi tanda mata berupa paket buku-buku politik bagi mahasiswa yang berani menyampaikan gagasan cemerlang menyikapi kondisi terkini perpolitikan di tanah air.
Dalam materi yang dia sampaikan, Hasto di antaranya menyinggung soal tren menurunnya kepercayaan rakyat terhadap parpol. Tren itu terlihat pasca reformasi, dan seperti menjadi sebuah mitos, yakni ketika sebuah partai yang memenangkan pemilu, di pemilu berikutnya kalah.
Seperti PDI Perjuangan, pada 1999 menang dengan raihan suara 33,74 persen. “Karena PDIP tidak mampu menjaga momentum kemenangan tersebut, lima tahun kemudian dikalahkan Golkar dengan suara 23,27 persen,” papar Hasto.
Lalu pada Pemilu 2009, Golkar dikalahkan Demokrat yang menang dengan 20,85 persen suara. “Kemudian di 2014 atas dukungan rakyat, PDI Perjuangan berhasil menang kembali,” jelasnya.
Dalam kehidupan demokrasi, sebut Hasto, tren turun, tren menang pemilu hanya satu kali saja, hal tersebut sangat tidak sehat dalam sebuah dinamika penyelenggaraan pemerintahan negara.
“Bagaimanapun juga, parpol merupakan pilar demokrasi, sebagai wahana menyiapkan calon-calon pemimipin. Tren semacam ini menjadi otokritik bagi PDIP, di mana kepercayaan masyarakat terhadap parpol terus menerus menunjukkan gejala penurunan,” ujar Hasto.
Oleh karena itu, lanjut Hasto, PDI Perjuangan akan berusaha membalikkan anggapan di masyarakat soal parpol. Menurutnya, parpol bukan hanya sekadar partai elektoral, partai yang hanya menyiapkan pemilu, atau partai yang menjalankan fungsi-fungsi pengorganisasian massa hanya untuk menyelenggarakan pemilu.
“Fungsi parpol di dalam membangun peradaban, dan di dalam menampilkan wajah kekuasaan yang berpihak kepada rakyat kecil, seringkali terabaikan karena fungsi-fungsi elektoral tadi,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS