KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyiapkan operasi pasar seiring melambungnya harga cabai hingga hari ini tembus Rp 100 ribu per kilogram untuk harga grosir.
Menurutnya kenaikan harga cabai, tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Kediri, melainkan seluruh daerah di Indonesia. Guna meminimalisir dampak kenaikan harga cabai, Hanindhito merencanakan menggelar operasi pasar.
“Jumat rencananya akan ada operasi pasar, tadi kita masih atur mekanismenya supaya mematuhi proses yang ada. Karena yang saya khawatirkan yang paling terancam kondisi sekarang ini adalah pedagang atau pelaku UMKM,” Rabu (10/3/2021).
Dhito, sapaan akrabnya, mengungkapkan rencana operasi pasar ini di sela mendatangi Pasar Induk Komoditi Pangan, buah-buahan dan Sayur, di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
Bupati berusia 28 tahun tersebut mendatangi setiap lapak pedagang cabe yang ada disana untuk diajak berkomunikasi. Dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan, Dhito menjelaskan jika mahalnya harga cabai sekarang ini tidak lepas dari kondisi cuaca ekstrem.
Dia bersyukur karena selama ini Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah sentra produksi cabai, sehingga tidak pernah mengalami kekurangan pasokan.
Meski begitu untuk saat ini terjadi penurunan produksi cabai 40 sampai 50 persen. Dia memperkirakan kondisi seperti sekarang akan berlangsung hingga Mei 2021 mendatang.
“Makanya ini harus ada langkah langkah yang harus diambil pemkab. Salah satunya yang akan kita lakukan dengan menggelar operasi pasar dulu apakah ini efisien atau tidak,” ujarnya.
Dito menyebut ada sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami kekurangan pasokan cabai dan terpaksa harus meminta ke wilayah Kabupaten Kediri, seperti halnya Madiun dan Ngawi.
Sementara itu, jika harga di pasar induk cabai rawit berkutat sekitar Rp 100 ribu per kilogram. Untuk harga eceran di pasar tradisional mencapai Rp 120 ribu per kilogram. (putera)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS