JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Prof Hamka Haq menegaskan, PDI Perjuangan adalah partai nasionalis dan religius. Hal itu ditunjukkan di antaranya dengan pembentukan Bamusi sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan, pada 29 Maret 2007.
Pernyataan ini disampaikan Hamka menanggapi tudingan berbagai pihak yang menyebut PDI-P anti Islam. “Tuduhan yang mengatakan PDI Perjuangan anti islam itu tidak benar,” tegas Hamka, dalam sambutan acara Ngaji Kebangsaan dan Peringatan HUT ke-44 PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2017) malam.
Selain itu, kata Hamka, setiap hari raya Idul Adha selalu digelar penyembelihan hewan kurban di kantor DPP PDIP.
Salah satu penasihat MUI ini juga menyampaikan sejumlah pencapaian kader-kader PDI-P yang menjabat sebagai pimpinan daerah. Misalnya, keberhasilan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menutup tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara, Gang Dolly.
Selain itu, penutupan tempat prostitusi Kalijodo di Jakarta pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat yang merupakan kader PDI Perjuangan.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Sokotunggal, Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) menyampaikan, bahwa gelaran ulang tahun partai yang dikemas dengan acara mengaji mencerminkan nilai nasionalisme dan ketuhanan yang menjadi satu padu.
“Bagaimana Islam dan Nasionalisme dan Ketuhanan Yang Maha Esa, spirit kebangsaan kita,” kata Gus Nuril.
Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) ini mengatakan, negara harus hadir melindungi seluruh warganya. Seluruh warga Indonesia, sebutnya, harus memegang teguh Pancasila.
Hal itu terjabarkan dalam konsitusi yang di dalamnya mengakui keberadaan enam agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Gus Nuril menegaskan, perlu ada perlindungan terhadap penganut keenam agama tersebut.
Ia menilai bahwa pihak yang menuding warga lain dengan sebutan kafir tidak sejalan dengan Pancasila sebab menjatuhkan martabat kemanusiaannya. Selain itu, kelompok tersebut rentan memecah-belah kesatuan bangsa.
“Kita enggak bisa lagi menoleransi lagi keadaan yang carut-marut ini sehingga sampai semua orang dikafirkan, dijelekkan, dan dihancurkan martabatnya. Ini sama sekali tidak layak,” kata dia.
Acara Ngaji Kebangsaan ini dihadiri ratusan kader PDI Perjuangan, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto serta jajaran pengurus DPP PDIP, anggota Komisi VIII DPR fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq, dan tokoh lintas agama. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS