SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Agatha Retnosari, mengajak para keluarga untuk terus semangat dan berperan aktif dalam membimbing calon penerus bangsa.
Hal tersebut, ia sampaikan dalam gelaran Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Wasbang) bertema “Keluarga Berdaya Pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia” di gedung Widya Kartika, Kamis (30/6/2022). Tema ini diambil, sekaligus memperingati Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada Rabu (29/6/2022) kemarin.
“Penting untuk kita melakukan pendidikan kepada ibu dan keluarga supaya mereka bisa berperan aktif menjaga kualitas generasi yang akan datang,” ucapnya.
Menurutnya, keluarga, terutama ibu, adalah cikal bakal kualitas generasi selanjutnya. Mereka adalah guru pertama bagi sang anak, dan keluarga sebagai sekolahnya.

Karenanya, penting untuk menguatkan pondasi itu melalui kegiatan yang meluaskan wawasan dan kepekaan terhadap banyak hal, seperti nilai-nilai Pancasila, kesetaraan gender dan kekerasan seksual.
“Kita ingin menanamkan bahwa dalam membangun keluarga tidak meninggalkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Agatha.
Anggota Komisi B DPRD Jatim itu juga mengingatkan, jika nilai-nilai ini berhasil diterapkan, ditambah dengan seimbangnya peran ayah dan ibu, maka terciptalah kesejahteraan keluarga, yang nantinya berdampak positif untuk bangsa.
“Karena di keluarga yang di bawah garis kemiskinan, akses informasi terkait kesadaran tindak kekerasan seksual itu sangat minim. Kalau ibunya wawasannya terbuka maka dia bisa membimbing anaknya,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Kepala Program Studi Hukum Untag, Wiwik Afifah. Ia mengatakan, keluarga sejahtera adalah pondasi awal untuk membangun bangsa.
“Pemahaman ini penting, agar terwujud adanya keadilan gender. Agar kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia juga sama rata,” ucapnya saat memberi pemaparan materi.
Kegiatan tersebut, juga mendapat respon positif dari sekira 125 peserta. Banyak dari mereka yang bersyukur dan antusias mengikuti acara hingga usai.
“Ada semuanya. Jadi, kita yang awalnya tidak tahu jadi tahu. Terus tadi dijelaskan pemberdayaan ibu di keluarga ternyata tidak sekecil yang kita pikirkan, ternyata luas,” kata Siti Nur Khasanah, salah satu peserta yang datang dari wilayah Genteng, Surabaya.
Siti berharap, kegiatan ini menjadi agenda rutin, sehingga lebih banyak perempuan terutama para ibu yang menemukan solusi dari permasalahannya.
“Jadi, ibu-ibu yang waktunya terbatas bisa punya wawasan juga, dan aspirasi yang selama ini tidak ada solusinya di sini bisa dapat pencerahan. Jadi, tahu harus gimana selanjutnya,” ucapnya. (nia/set)