BLITAR – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jatim, Erma Susanti menggelar sosialisasi penguatan peran perempuam dalam keberlangsungan lingkungan dan pengelolaan sampah.

Kegiatan dalam rangka peringatan Hari Kartini tersebut berlangsung di Joglo Tirtoasri, Jalan CR Sukandar Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Minggu (27/4/2025).

Sosialisasi diikuti pengurus DPC, PAC dan Ranting PDI Perjuangan Kota Blitar. Hadir pada kesempatan itu, Ketua DPC PDIP Kota Blitar, Syahrul Alim dan anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Blitar, Sudarwati.

Pada momen perayaan Hari Kartini ini, seluruh peserta yang notabene kaum emak- emak mengenakan kebaya.

Selain tergolong unik, pemandangan tersebut menunjukkan bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme begitu dijunjung tinggi oleh para peserta demi mengenang jasa Raden Ajeng Kartini.

Dalam paparannya, Erma mengungkapkan bahwa persoalan sampah di Kota Blitar sudah masuk dalam kategori darurat.

Penilaian itu sesuai data yang ada, di mana setiap warga menghasilkan rata-rata satu kilogram sampah per hari. Mengingat dengan jumlah penduduk sekitar lebih dari 100.000 jiwa mampu menghasilkan 100 ton sampah setiap harinya.

Jika tidak ada pengelolaan yang terintegrasi, timbunan sampah ini dapat menjadi “bom waktu” yang membahayakan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

“Gunungan sampah itu bukan sekadar masalah estetika. Kalau dibiarkan, bisa menjadi sumber pencemaran udara, tanah, bahkan air, dan berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujar Erma.

Dia menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Harus ada gerakan kolektif yang dimulai dari rumah tangga, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya.

Menurutnya, perempuan memiliki kedekatan emosional dengan keberlangsungan kehidupan karena perannya sebagai ibu dan pendidik utama dalam keluarga.

“Perempuan itu memiliki naluri keberlanjutan. Sejak dari rumah, mereka bisa mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan menjaga lingkungan,” lanjutnya.

Wakil Ketua DPD PDI Perjangan Jatim ini mendorong penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tingkat keluarga.

Dia menekankan pentingnya membangun budaya membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta membiasakan pemilahan sampah organik dan anorganik sebelum dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS).

Jika langkah-langkah kecil ini dilakukan secara konsisten, ujar Erma, volume sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi hingga 50%. Hal ini bukan hanya memperpanjang umur TPA, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kota.

Lebih lanjut, Erma menyampaikan pentingnya keberadaan instalasi pengolahan limbah terpadu (IPL komunal) di tingkat kota. Saat ini, pengelolaan limbah cair masih banyak dilakukan secara per RT, padahal di kota-kota dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Blitar, diperlukan sistem yang lebih terintegrasi.

“Pengurangan sampah harus dilakukan dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Tanpa upaya itu, seberapa pun luasnya lahan TPA yang disediakan, tidak akan cukup. Negara mana pun tidak akan mampu jika masyarakatnya tidak mau memilah dan mengurangi sampah dari rumah,” tegasnya.

Melalui sosialisasi ini, Erma berharap lahir komunitas-komunitas perempuan peduli lingkungan yang dapat menjadi pelopor perubahan di tingkat kelurahan hingga kecamatan.

Dia juga mengajak semua pihak untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, bukan hanya sebagai kewajiban sesaat.

“Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” pungkasnya. (arif/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS