Sabtu
19 April 2025 | 1 : 55

Gedung Pertunjukan Tak Layak, Seniman Ludruk Surabaya Mengeluh

pdip-jatim-ludruk-irama-budaya

SURABAYA – Seniman ludruk yang biasa manggung di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya mengeluhkan masalah seputar ‘perludrukan’ ke kalangan anggota dewan.

Bermacam persoalan, seperti gedung tempat manggung yang dinilai sangat tidak layak, hingga sepinya penonton, disampaikan kelompok kesenian Ludruk Irama Budaya, saat hearing dengan Komisi D DPRD Surabaya beberapa waktu lalu.

Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana mengapresiasi aspirasi seniman ludruk, khususnya soal kelayakan tempat pertunjukan.

Padahal, sebutnya, pertunjukan ludruk di THR bila rutin digelar dengan penonton memadai, sedikit banyak juga akan memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD).

“Namun memang sarana dan prasarananya tak layak, terkesan kusam dan kumuh,” kata Agustin, kemarin.

Legislator dari PDI Perjuangan ini menyebutkan, selama ini, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran untuk perawatan gedung kesenian di THR. Namun, dia tak mengetahui besarannya.

Pihaknya berharap, pembenahan gedung pertunjukan seni di THR dilakukan, meski renovasi tersebut tak sebagus dengan rencana pembangunan gedung kesenian di tempat itu setelah kontrak dengan PT Sasana Boga, pengelola gedung hi-tech mall THR selesai.

Sementara itu, saat hearing di Komisi D DPRD Surabaya, Sekretaris Ludruk irama Budaya, Meimura mengungkapkan, setelah selama 30 tahun berkarya, kelompoknya sudah 7 tahun pentas di THR. Pementasan di gedung THR itu atas undangan Pemkot Surabaya.

Namun, pihaknya merasa sarana dan prasarana yang digunakan tidak representative. Dari sejumlah pementasan, banyak penonton yang mengeluh karena merasa tidak nyaman dengn kondisi gedung pertunjukan.

“Penonton menyampaikan toiletnya tak layak. Ketika kami akan menangani, itu kewenangan pemerintah kota,” paparnya.

Di sisi lain, pihaknya juga terbebani dengan biaya-biaya operasional lainnya yang harus ditanggung sendiri seperti listrik, air dan sebagainya. “Soal retribusi  kalau sepi kita digratiskan,” paparnya.

Menurut Meimura masyarakat yang menyaksikan kesenian rakyat “Ludruk” menginginkan tempat pertunjukan bagus, indah dan sebagainya.

Dia menambahkan, di THR tak ada perubahan apapun. Pihaknya menginginkan dikembalikan ke tempat pertunjukan semula, yakni gedung ludruk di Pulo Wonokromo. “Saya ingin dikembalikan ke tobong, di situ damai,” harapnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

KRONIK

Menu Makanan Bergizi Gratis di Pamekasan Disorot, DPRD Jatim Minta Perbaikan

PAMEKASAN – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah ...
EKSEKUTIF

Bupati Yani Bersyukur Pemkab Gresik Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut

GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam pengelolaan keuangan daerah. ...
KABAR CABANG

Soroti Parkir Berlangganan, DPC Tulungagung Beri Catatan Kritis untuk DPRD dan Pemkab

TULUNGAGUNG – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menyoroti Rancangan Peraturan Daerah ...
EKSEKUTIF

Sukseskan Sekolah Rakyat di Kabupaten Malang, Sanusi Siapkan Lahan 9,6 Hektar

MALANG – Bupati Malang Sanusi berkomitmen penuh mensukseskan program sekolah rakyat yang digagas Presiden Prabowo ...
SEMENTARA ITU...

Pemkot Mojokerto Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Penguatan Koperasi

MOJOKERTO – Pemerintah Kota Mojokerto terus berkomitmen mendorong kemandirian ekonomi di tataran akar rumput. Salah ...
LEGISLATIF

Komisi IV DPRD Gresik Siap Bantu Disnaker Sosialisasikan Aplikasi Lowongan Kerja, GresikKerja

GRESIK – Komisi IV DPRD Gresik mengapresiasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) yang telah membuat inovasi baru bernama ...