TRENGGALEK – Ada yang beda dalam perayaan Hari Jadi ke-829 Kabupaten Trenggalek. Bupati Mochamad Nur Arifin mengimbau ucapan Hari Jadi ke-829 Trenggalek dari karangan bunga artifisial yang biasanya dari styrofoam atau bahan sejenis, diganti dengan bunga hidup atau dari bibit tanaman.
Alasannya, bupati muda ini tidak ingin menambah sampah yang sulit terurai di wilayah Kabupaten Trenggalek.
Apalagi bunga hidup atau bibit tanaman usai acara bisa ditanam yang akhirnya akan bermanfaat bagi masyarakat. Bila ditanam harapannya bisa menjaga ekologi, selain itu juga bisa berdampak ekonomi bagi mereka.
Baca: Awali Hari Jadi ke-829 Trenggalek, Bupati Arifin Hadiri Tradisi Jamasan Pusaka
“Kita minta ucapan yang diberikan dalam bentuk bukan karangan bunga artifisial atau yang biasanya pakai styrofoam dan segala macam yang menambah sampah,” ucap Mochamad Nur Arifin usai menjalani prosesi jamasan pusaka perayaan Hari Jadi ke-829 Kabupaten Trenggalek, Rabu (30/8/2023).
“Kita pinginnya dari rangkaian bunga hidup atau bibit tanaman. Nanti silakan, masyarakat bisa mengambil bibitnya dan bisa ditanam. Selain melestarikan bumi, semoga juga bisa jadi jalan rezeki untuk masyarakat nantinya,” sambungnya.
Berkat kegigihannya dalam menjaga ekologi di Trenggalek, politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Mas Ipin tersebut mendapatkan penghargaan Nirwasita Tantra, sebagai Kepala Daerah Kategori Kabupaten Sedang Terbaik dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Tahun 2022.
Penghargaan itu diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada 29 Agustus 2023.
Hari Jadi ke829 Trenggalek tahun 2023 ini mengambil tema “Ngayomi, Ngayemi, Ngayani.” Menurut Mas Ipin tiga kata ini diharapkan sebagai pemicu semangat masyarakat di Trenggalek untuk saling support dan menguatkan satu sama lainnya.
Baca juga: Bupati Mas Ipin Raih Penghargaan Nirwasita Tantra Dari Kementerian LHK
“Semoga nanti seluruh masyarakat, juga menjiwai semangat itu. Sesama masyarakat saling mengayomi, sesama masyarakat saling memberi perasaan ayem, termasuk juga pemerintah dan masyarakatnya juga ngayani. Saling memberikan semacam keberkahan, penghidupan, saling tolong-menolong dalam hal ekonomi,” tuturnya.
Melalui tema itu, tambah dia, karena masih ada pekerjaan rumah di Trenggalek. Seperti kemiskinan ekstrem, pengentasan masalah stunting dan juga urusan-urusan yang lain. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS