BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi rutin menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) sebagai upaya mengenalkan khazanah batik khas Banyuwangi. Tahun ini, pelaksanaan BBF berkolaborasi dengan kegiatan Bulan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember.
Acara BBF dibuka dengan Fashion Lorong Bambu, peragaan busana batk kasual yang ditampilkan di area Lorong Bambu Gedung Seni Budaya (Gesibu) Banyuwangi, pada Jumat (17/10/2025) sore.
Puluhan anak dari usia 4 tahun hingga pelajar SMA menampilkan busana-busana batik bergaya sporti dengan motif “Wader Kesit”. Mereka dengan percaya diri membawakan busana batik bak peragawati profesional. Busana yang dikenakan ada yang merupakan desain dari desainer lokal hingga desain orang tua mereka.
“Tidak takut. Senang bisa tampil fashion show di sini,” ujar Jeselin, gadis cilik berusia 4 tahun yang mendapatkan juara 2 kategori PAUD – TK.
Jeselin mendapat suport besar dari kedua orang tuanya. Bella Donna sang ibu mengaku senang Banyuwangi terus menyediakan panggung untuk anak-anak bisa berkreasi, termasuk fashion show batik.
“Senang karena Banyuwang banyak memberikan wadah untuk anak-anak menampilkan talentanya. Baru ikut modeling 4 bulan, tapi sudah terlihat minat dan bakatnya. Semoga ajang-ajang kreatif semacam ini banyak dibuat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak mengembangkan bakatnya,” ujar Bella.
Ia mengaku melibatkan desainer Banyuwangi untuk membuat busana batik anaknya. Alsannya karena dia merasa penasaran bagaimana kain batik didesain menjadi baju kasual. “Ternyata bagus, dan menarik desainnya,” jelasnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fietiandani, mengatakan bahwa BBF telah menjadi wadah pengembangan pelaku usaha batik di Banyuwangi. Mulai dari pengrajin batik, penjual batik, hingga desainer fashion Banyuwangi.
“Kegiatan ini bagian dari upaya pemberdayaan kepada para pelaku industri batik. Kita tantang mereka untuk menciptakan desain busana batik dan mengkreasikannya,” ujar Ipuk.
“Banyuwangi sejatinya kaya dengan motif batik kuno. BBF adalah cara untuk melestarikan batik kami,” lanjut politisi PDI Perjuangan ini.
Sejak 2013, beragam motif kuno batik Banyuwangi telah diangkat pada ajang BBF. Mulai dari Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Blarak Sempal, Sekar Jagad Blambangan, Cacing Sembrug, dan lainnya.
Ketua Asosiasi Batik Sekar Jagad Banyuwangi, Fitria, menjelaskan, tahun ini BBF mengangkat motif Wader Kesit. Wader merupakan ikan air tawar yang banyak ditemui di sungai-sungai di Banyuwangi.
“Wader Kesit ini menggambarkan karakter masyarakat Banyuwangi yang gesit (kesit), lincah, serta mampu beradaptasi dimanapun berada, seperti halnya ikan wader,” kata Fitria.
Selain Fashion Lorong Bambu, rangkaian even BBF juga menggelar lomba mewarnai dan mencanting dan akan ditutup peragaan busana yang menampilkan puluhan karya desainer batik Banyuwangi besok Sabtu malam, 18 Oktober 2025. (ars/set)