SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi mengajak perusahaan yang berlokasi di Kota Surabaya ikut berperan membantu beasiswa pendidikan anak-anak dari keluarga yang masuk dalam masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Eri mengatakan, dalam menangani persoalan pendidikan ini, pemerintah kota tidak bisa berjalan sendirian tanpa bantuan dari semua pemangku kepentingan.
“Surabaya tidak akan pernah menjadi kota yang hebat tanpa bantuan semua stakeholder,” kata Eri di Surabaya, kemarin.
Menurut Eri, kota yang hebat adalah kota yang penuh gotong-royong. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kepedulian dari para pengusaha melalui corporate social responsibility (CSR) dengan memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak MBR.
Eri mengatakan ketika sudah ada bantuan dari perusahaan, maka ke depan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah swasta dan sekolah negeri. Bahkan, kader Banteng ini berharap semuanya bisa saling menujang, sehingga pendidikan di Surabaya bisa berjalan beriringan.
“Buat saya, tidak ada bedanya antara sekolah negeri dan swasta, tapi bagaimana anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang sama, mendapatkan kualitas guru yang sama, dan itulah tugas pemerintah dan tugas semua stakeholder yang ada di Kota Surabaya,” tegasnya.

Beasiswa pendidikan yang berasal dari CSR perusahaan di Surabaya jumlahnya terus bertambah. Jika tahun lalu hanya sebesar Rp2,4 miliar, pada tahun ini meningkat menjadi Rp3,8 miliar.
Jumlah ini berasal dari 23 perusahaan yang bersedia memberikan CSR-nya kepada Pemkot Surabaya dalam bidang pendidikan.
Dari 23 perusahaan itu, sebut Eri, baru sembilan perusahaan di Surabaya yang sudah menyelesaikan proses administrasinya dan sudah melakukan penandatanganan MoU di Balai Kota Surabaya pada Selasa (22/6/2021).
Oleh karena itu, Eri mengatakan atas nama Pemkot dan seluruh warga Surabaya, menyampaikan terima kasih kepada semua perusahaan yang telah bersedia membantu warga Surabaya, khususnya dalam bidang pendidikan.
Selain CSR dari MBR, Eri juga sudah mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk memberikan zakatnya dengan cara menjadi orangtua asuh bagi anak-anak keluarga MBR. Bahkan, ia juga memastikan hingga hari ini, ASN di pemkot yang bersedia menjadi orangtua asuh sebanyak 2.800 orang.
“Dengan cara gotong royong inilah, semoga tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang putus sekolah,” harapnya. (nia)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS