SURABAYA – Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya meminta pemerintah kota setempat agar saat revitalisasi kompleks Taman Remaja Surabaya (TRS) bisa dikombinasikan dengan keberadaan Taman Hiburan Rakyat (THR).
Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono, mengatakan siapapun investornya yang akan mengerjakan revitalisasi tersebut, pihaknya berharap agar bisa mengombinasikan dengan keberadaan THR.
“Konsepnya bisa seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Dari beberapa bangunan, ada konsep yang menghidupkan kembali kesenian ludruk dan sebagai pusat berkesenian lainnya,” ujar Baktiono di Surabaya, Selasa (1/8/2023).
Menurut Baktiono, THR sudah ada lebih dulu sebelum TRS. THR sudah ada sejak 1950-an, lebih lama dari TRS. Ia mengingatkan siapapun investornya harus tetap mempertahankan nama Taman Remaja Surabaya. Sebab nama tersebut sudah menjadi ikon Kota Pahlawan.
“Area wisata itu nanti bisa menjadi ajang nostalgia bagi warga Surabaya. Karena nama TRS sudah menjadi cerita ke anak dan cucunya,” terang anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya itu.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa sudah ada investor yang berminat untuk membangun TRS. TRS ini nantinya dijadikan sebagai pusat kesenian dan wahana wisata murah keluarga di Kota Pahlawan.
Wali Kota Eri juga menjelaskan, selain itu, pihaknya telah meminta kepada pihak pengelola agar nantinya menentukan harga tiket masuk (HTM) TRS maksimal Rp25 ribu. Penentuan HTM ini sudah menjadi komitmennya dalam menyediakan wisata murah keluarga di Surabaya.
“Karena saya minta TRS ini tiket masuknya maksimal Rp25 ribu. Kalau dia (pengunjung, red) mau bermain lagi, silahkan bayar. Tapi masuk, menikmati ada plaza terbuka adalah Rp25 ribu. Saya ingin ada wisata murah di Surabaya,” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengungkapkan konsep rencana revitalisasi TRS ke depannya. Dimana TRS nantinya lebih banyak ruang terbuka, seperti plaza dan pertunjukan kesenian.
“Konsepnya adalah plaza terbuka yang bisa menampilkan seni dan ludruk. Nanti ada tempat-tempat yang mengenang ludruk zaman dulu dan tempat keluarga. Jadi, banyak tempat terbukanya untuk plaza, penampilan seni,” tandas politisi PDI Perjuangan itu. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS