BLITAR – Kota Blitar dikenal dengan sebutan Kota Proklamator atau Bumi Bung Karno, karena kota ini memiliki hubungan erat dengan Presiden pertama RI tersebut. Salah satunya adalah rumah Soekarno saat masih kecil, yaitu Istana Gebang.
Terkait itu, Minggu (15/9/2024) malam di Istana Gebang sejumlah kaum muda berkumpul dan menggelar diskusi bertajuk “Menakar keperpihakan calon kepala daerah terhadap kaum marhaen dalam tinjauan kaum marhaen.”
Kegiatan itu dihadiri calon Wawali Blitar, Bayu Setyo Kuncoro dan beberapa kelompok muda. Di antaranya Barisan Guruh Sukarno Putra (Bagus), GMNI, Muda-mudi Katholik, Marhaen Muhammadiyah, Repdem, dan lain-lain.
Sebagai pemantik diskusi, pustakawan dari perpustakaan Bung Karno, Budi Kastowo langsung mengajak generasi muda untuk mengenal tentang sejarah perjuangan Bung Karno, salah satunya melalui istilah marhaen.
Dia menyampaikan bahwa kaum milenial dan generasi Z saat ini sudah asing bahkan tidak tahu istilah marhaen. Dengan demikian diskusi seperti ini diperlukan agar api perjuangan Bung Karno kembali bisa digelorakan.
“Pengenalan tentang Bung Karno dan segala bidangnya harus terus dilakukan kepada generasi muda,agar tidak ada sejarah yang terputus tentang Bung Karno. Kita juga tidak boleh lelah atau pun abai. Mari diskusi seperti ini terus diadakan sehingga generasi penerus bangsa nanti tidak lupa apa itu kata marhaen,” kata Budi Kastowo.
Diskusi kemudian mengalir, dengan memberikan kesempatan kepada semua audiens. Joko dari kader progresif revolusioner menilai para calon kepala daerah belum berpihak kepada kaum marhaen.

“Mohon maaf mungkin saya agak berbeda dalam memberikan pandangan bahwa kami belum melihat keberpihakan calon kepala daerah terhadap kaum marhaen,” ucap Joko.
“Ukurannya sederhana, lahan pertanian semakin tahun semakin habis dan bangsa kita semakin tidak berdaulat,” sambung dia.
Di tempat yang sama, Ketua Barisan Guruh Sukarno Putra (Bagus), Didik Nurhadi juga turut memberikan pandangan, utamanya pada visi- misi calon kepala daerah, yakni paslon Bambang-Bayu.
“Karena yang hadir Mas Bayu Setyo Kuncoro maka saya memberikan catatan dari visi dan misi, khusus misi point 5 yaitu meningkatkan ekonomi rakyat berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif,” urai Didik.
“Karena Kota Blitar punya potensi pariwisata edukasi dan sejarah, ada makam Bung Karno dan Istana Gebang atau rumah kecil Bung Karno,” imbuh dia.
Menanggapi hal tersebut, calon Wawali Blitar, Bayu Setyo Kuncoro menyampaikan ucapan terima kasih, karena melalui diskusi ini dia bisa mendengarkan masukan dan saran dalam membangun Kota Blitar.
“Kami sadar bahwa dalam membangun Kota Blitar butuh masukan dan saran semua warga masyarakat, ke depan kami meletakkan pembangunan yang partisipatif sesuai semangat sosio nasionalis dan sosio demokratis,” tandas Bayu. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS