MOJOKERTO – Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur SW Nugroho mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian yang secara kontinyu menghadirkan padi verietas unggulan baru.
Langkah-langkah tersebut, kata Nugroho, bisa meningkatkan hasil produksi pertanian dan menjadikan Jawa Timur tetap menjadi penopang beras utama skala nasional.
Menurutnya, hal itu tercermin dengan adanya surplus beras di Jawa Timur, yang pada semester satu sampai bulan April 2021 dengan luasan sawah 974.189 hektar, bisa menghasilkan beras 3.053.994 ton.
“Apresiasi dan terima kasih kepada kawan-kawan Kementerian Pertanian yang terus-menerus berupaya menghadirkan varietas padi unggul baru yang merupakan salah satu cara untuk menjaga agar Jawa Timur tetap bisa menopang nasional. Sekitar 40 persen produksi nasional padi itu dihasilkan dari Jawa Timur,” ucap Nugroho.
Hal itu dia ungkapkan, saat menghadiri acara panen bersama Varietas Unggul Baru (VUB) padi khusus dan padi spesifik lokasi di Desa Sadartengah, Kecamatan, Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Kamis (30/9/2021). Acara tersebut diselenggarakan anggota Komisi IV DPR RI, Ir Mindo Sianipar.
Panen bersama ini dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kepala BPTP Balitbangtan Kementan RI di Jawa Timur Catur Hermanto, Kadis Pertanian Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Mojokerto.
Mindo Sianipar sendiri tidak bisa hadir langsung, dan diwakili SW Nugroho, yang sama-sama anggota Fraksi PDI Perjuangan.
Nugroho menambahkan, saat ini di Jawa Timur harus terus dilakukan intensifikasi, karena jumlah lahan persawahan terus menurun. Meskipun sudah ada undang-undang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan no 41 tahun 2009.
Problem intensifikasi, menurut Plh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto ini, disamping masalah ketersediaan alsintan, air, pupuk, juga bibit yang berkualitas.
Salah satu akar masalah, ketersediaan air, yang sering dialami petani, sebutnya, sudah mulai diatasi dengan berbagai program pemerintah pusat. Seperti pembuatan waduk di berbagai daerah termasuk di Jawa Timur.
“Pemerintah pusat juga sudah on the track dalam upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan selama 7 tahun terakhir ini. Secara nasional embung dan waduk dibuat jumlahnya lebih banyak ketimbang pemerintahan sebelumnya, sejak era Pak Harto sampai Pak SBY. Artinya salah satu problem pertanian mulai terselesaikan. Belum lagi bantuan alsintan yang tak terhitung jumlahnya,” beber Nugroho.
Soal persoalan ketersediaan pupuk, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini pun menyampaikan, pemerintah telah melakukan upaya-uapaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Subsidi nasional untuk pupuk juga terus ditambah, dengan angka mendekati Rp 30 triliun.
“Kalau yang bersubsidi nasional itu anggarannya terus-menerus naik, tahun ini hampir mencapai Rp 30 triliun. Tapi kita ada keterbatasan karena untuk membuat pupuk itu salah satu bahan dasarnya gas alam, sedangkan gas alam kita terbatas,” terangnya.
“Jadi kemampuan produksi pupuk kita ada batasnya. Kalau sudah mentog, ya pilihannya kembali ke cara lama, misalnya dengan organik, pupuk kandang atau cara-cara lain. Lagi pula kalau petani terus-menerus mengandalkan pupuk kimia akan merusak tanah dalam jangka waktu panjang,” papar Nugroho.
Sementara itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam sambutannya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Mindo Sianipar karena telah memberikan kesempatan pada petani Mojokerto, sehingga bisa melaksanakan panen Demfarm VUB padi khusus dan spesifikasi lokasi.
“Terima kasih Pak Mindo Sianipar sudah diberikan kesempatan dan difasilitasi, sehingga salah satu kelompok tani di sini bisa melaksanakan panen demfarm VUB padi khusus dan spesifik lokasi dan bisa memajukan pertanian di Kabupaten Mojokerto,” ucap Ikfina.
Diketahui, kegiatan panen tersebut merupakan rangkaian kerjasama anggota Komisi IV DPR RI dapil VIII Jatim Mindo Sianipar dengan BPTP Jawa Timur yang dilaksanakan pada lahan seluas 10 hektar.
Rincinya, 7,5 ha untuk kegiatan denfarm menggunakan 5 varietas yaitu Inpari 32 HDB, Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 45 Dirgahayu, IR Nutrizinc dan Pamelen (Padi Merah Pulen).
Sedang yang 2,5 ha lahan untuk kegiatan perbenihan dengan menggunakan 2 varietas yaitu Inpari 45 Dirgahayu dan IR Nutrizinc. (arul/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS