SURABAYA – Kabar sampah kertas impor yang mengandung plastik mendapat perhatian anggota DPRD Jawa Timur Diana Amaliyah Verawatiningsih. Pasalnya, plastik dari sampah impor yang dibakar di Desa Tropodo, Sidoarjo dan Desa Bangun, Mojokerto itu jadi penyebab pencemaran lingkungan.
Politisi PDI Perjuangan ini pun minta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali mendesak pemerintah pusat agar segera merevisi kebijakan impor sampah, terutama sampah kertas.
Sebab, Pemprov Jatim pernah mengajukan revisi kebijakan impor sampah pada Juni 2019 lalu. Selain itu, telah minta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman serta Kementerian Perdagangan, untuk merevisi Peraturan Menteri Perdagangan terkait impor sampah kertas yang terdapat sampah plastik di dalamnya.
Diana menyebut, langkah ini perlu kembali dilakukan untuk mencegah penyusupan sampah plastik pada setiap transaksi. “Saya minta gubernur mendesak kembali pemerintah melakukan revisi pengetatan kebijakan impor sampah,” katanya, Senin (25/11/2019).
“Kementerian terkait harus ada nota bersama terkait impor sampah kertas karena ternyata ada plastik di dalamnya,” lanjut dia.
Lembaga surveyor impornya, tambah Diana, juga harus lebih tegas. “Jika barang yang dikirim tidak sesuai nota, ya harus ada sanksi tegas. Kalau perlu kembalikan ke negara asal,” tambah politisi asal Pacitan ini.
Terkait permasalahan ini, dia minta pemerintah untuk lebih mengutamakan kepentingan rakyat dibanding kepentingan korporasi. Pasalnya, sampah kertas yang disusupi plastik itu memiliki banyak efek negative, salah satunya, masalah pencemaran udara.
“Jangan kita mengutamakan kepentingan kapital industri tapi mengorbankan kepentingan hidup rakyat. Kebijakan kita dalam mendukung sektor industri selayaknya juga tidak mengabaikan aspek hajat hidup orang banyak, termasuk keberlangsungan lingkungan untuk hidup dengan layak, tanah sehat udara sehat,” tegas Sasa, sapaan akrabnya.
Mengutip apa yang disampaikan Kepala Puskesmas Krian, dr. Titik Sri Harsasih, menurut Sasa, karena terus menerus terpapar asap pekat warna hitam dari pabrik tahu yang menggunakan limbah sampah plastik impor sebagai bahan bakarnya, 80 persen warga sekitar pabrik terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), khususnya perempuan.
Tiap hari Puskesmas Krian menerima 5 hingga 10 pasien dengan keluhan ISPA. Rata rata pasien bertempat tinggal di empat dusun di wilayah Desa Tropodo itu mengeluhkan sesak nafas, batuk, dan radang tenggorokan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS