Selasa
15 Juli 2025 | 7 : 12

Di Halaqah Alim Ulama, Megawati Kenang Mbah Hasyim

pdip-jatim-Megawati-Halaqah-Ulama

JAKARTA – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menghadiri Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia yang digelar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Di depan 700-an ulama yang hadir di acara itu, Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengisahkan kesan pertemuan pertama dirinya dengan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari.

Menurut Megawati, sejak dia kecil sudah dididik disiplin yang salah satunya berpakaian rapi saat menerima tamu. Suatu hari, ayah Megawati, Presiden Soekarno, menerima tamu yang menurutnya berpenampilan tak biasa.

“Saya berbisik pada beliau, mungkin agak keras, saya bilang ‘Bapak, tamu bapak itu kok tidak sopan’. Bapak saya mukanya merah,” kata Megawati.

Dia mengatakan demikian lantaran tamu itu mengenakan sandal. Sebagai anak yang polos, Mega melihat sandal kurang sopan dipakai bertamu.

Soekarno pun mengantarkan Megawati untuk keluar. Kemudian Soekarno mengatakan, kalau tamu itu merupakan para kiai.

Megawati pun tak tahu apa kiai, apalagi nama kiai tersebut. “Saya enggak pernah tahu siapa itu (kiai). Tapi enggak sopan, kenapa pakai sandal ya,” pikir Megawati kala itu.

Di suatu kesempatan, Megawati bertemu kembali dengan tamu tersebut. Dengan rasa penasarannya ia bertanya.

“Saya enggak boleh pakai sandal kalau bertamu kenapa bapak diizinkan pakai sandal, pakai sarung,” ucapnya.

Soekarno menjelaskan, kalau teman-temannya itu yang bersandal merupakan para pejuang kemerdekaan juga. Itulah rekam pikir Megawati mengenai para ulama saat itu.

“Dari situ saya mulai mengetahui ada yang namanya kaum ulama dari Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

Beranjak dewasa, akhirnya ia mengetahui kalau pria yang bertamu memakai sandal itu ialah KH Hasyim Asy’ari.

“Waktu itu republik baru merdeka, akibat masih belum stabil, kami hijrah karena pemerintahan pindah ke Jogja (Yogyakarta). Masih ingat itu yang pakai sandal sarung itulah namanya KH Hasyim Asy’ari beserta ibunya. Itu masa-masa ketika Indonesia baru satu tahun merdeka kami berada di Jogja,” kenang dia.

Megawati menjelaskan, Soekarno saat itu berteman baik dengan Mbah Hasyim. Soekarno sering meminta pandangan soal hukum membela negara berdasarkan hukum Islam.

Perkenalan Megawati dengan kiai dan ulama semakin lekat setelah ia mengenal Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Apalagi, Soekarno sering mengatakan padanya kalau Indonesia bisa merdeka tidak terlepas dari jasa kiai dan ulama.

“Apa kurang cukupnya ketika ayah saya mengatakan tanpa mereka kemungkinan kita tidak akan merdeka,” ucap Megawati.

Seringnya Bung Karno bertemu ulama membuat Megawati mengerti bahwa Islam adalah agama yang membawa ajaran kedamaian.

Namun, Megawati mengaku sedih, ketika ada sekelompok orang yang justru bersikap bertentangan dengan ajaran Islam yang damai.

“Kenapa ada orang yang mengatakan mereka beragama Islam, tapi menurut saya, beda dengan yang saya alami dari kecil sampai sekarang ini. Ketika bertemu mereka (ulama), saya rasakan kehangatan cinta kasih. Tapi ada keadaan yang sangat beda saat ini,” katanya.

Ketua Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) ini pun berharap sekitar 700 ulama yang hadir terus menyebarkan ajaran Islam yang damai dan toleran. “Saya yakin Islam itu indah bawa ketenangan kebahagiaan,” tuturnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Novita Hardini Optimistis Over Kapasitas Semen Bisa Diatasi dengan Solusi Ini

BOGOR – Industri semen Indonesia kembali menjadi sorotan menyusul berbagai tantangan struktural yang dihadapi. ...
SEMENTARA ITU...

Lewat MPLS, Pelajar Surabaya Dikenalkan Program Wawasan Kebangsaan dan Minat Bakat

SURABAYA – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) mulai dilaksanakan pada Senin (14/7/2025). Wali Kota Surabaya ...
KRONIK

Bupati Sugiri Serahkan 125 SK Peserta Didik SR: Ini Keren dan Penting Sekali

PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyerahkan Surat Keputusan (SK) penetapan peserta didik Sekolah Rakyat ...
LEGISLATIF

DPRD Banyuwangi Raker Bahas Pengajuan Raperda di Luar Propemperda Tahun 2025

BANYUWANGI – Badan pembentukan peraturan daerah (Bapemperda) DPRD Banyuwangi menggelar rapat kerja bersama ...
EKSEKUTIF

Kopdes Merah Putih di Ngawi Terbentuk 100 Persen

NGAWI – Pembentukan Koperasi Desa dan Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Ngawi telah mencapai 100 persen. ...
KRONIK

Ony Setiawan Ajak Pemerintah dan Masyarakat Bersinergi Memajukan Pariwisata Tuban

TUBAN – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Destinasi Pariwisata menggandeng Anggota ...