SUMENEP – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Nia Kurnia Fauzi, mendukung langkah Pemerintah Desa (Pemdes) Paberasan, Kecamatan Kota, untuk mengelola produk lokal berupa hasil pertanian masyarakat setempat berupa ‘beras pote’ (beras putih).
Hal itu, ia sampaikan saat menghadiri launching ‘Beras Pote’ di Balai Desa Paberasan, Selasa (15/10/2024). ‘Beras pote’ merupakan program Desa Berdaya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim.
Mbak Nia, panggilan akrab Nia Kurnia Fauzi, mengatakan bahwa pihaknya siap membantu mempromosikan program ‘beras pote’ milik Desa Paberasan.’Beras pote’ merupakan produk lokal yang bahan bakunya berasal dari petani padi di desa tersebut.
“Kita akan bantu, tentu ini harus kita dukung karena bersifat pemberdayaan. Nanti saya sebarkan informasi tentang ‘beras pote’ secara luas, tidak hanya antardesa atau kecamatan, namun bisa antarkabupaten,” ujarnya.
Mbak Nia menegaskan, dirinya juga memastikan akan menggunakan beras produk lokal tersebut untuk kebutuhan rumah tangga karena memiliki kualitas yang tidak kalah dengan beras lain di pasaran.
“Saya akan menggunakan beras ini di rumah. Saya tadi juga merasakan nasi dari ‘beras pote’, enak kok. Makanya saya akan pakai beras ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, istri Cabup Achmad Fauzi Wongsojudo itu mengingatkan, pengelolaan produk unggulan ini harus dilakukan secara profesional, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak masyarakat.
“Yang penting ke depan harus dikelola secara baik. Produk ini berasnya kan dari hasil produksi petani Desa Paberasan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Paberasan, Rahman Saleh, menjelaskan, seluruh bahan baku “beras pote” berasal dari hasil produksi petani di Desa Paberasan. Terobosan ini sebagai upaya untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Beras ini berasal dari gabah petani di Desa Paberasan, dengan lahan pertanian yang luas dan padi menjadi produk unggulan, makanya kita melalui BUMDes memproduksi sendiri beras kemasan ini,” ungkapnya.
Saleh menjelaskan, secara keseluruhan lahan pertanian padi di Desa Paberasan lebih dari 170 hektar. Sejak dulu, Desa Paberasan dikenal sebagai daerah penghasil padi, sehingga peluncuran beras kemasan sejalan dengan produk unggulan desa.
“Sejarahnya Desa Paberasan ini pemasok beras untuk kebutuhan Keraton Sumenep, karena padi di sini tumbuh subur dan itu sudah sejak lama,” tandasnya. (hzm/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS