PONOROGO – Kirab pusaka adalah salah satu rangkaian Grebeg Suro Ponorogo dalam menyambut 1 Suro atau 1 Muharram 1444 Hijriah. Momen tersebut adalah momen yang paling dinanti-nantikan oleh masyarakat Ponorogo lantaran ada tiga pusaka yang diarak dari pemerintahan kota lama ke kota tengah, Jumat (29/7/2022).
Tiga pusaka tersebut yaitu Payung Songsong Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Naga, dan Sabuk Angkin Cinde Puspita. Tiga pusaka itu adalah senjata peninggalan Raden Batoro Katong dan menjadi warisan yang harus dijaga.
Malam sebelumnya, Kamis (28/7/2022) pada bedhol pusaka, ketiga pusaka itu diarak terlebih dahulu dari Rumah Dinas Bupati Ponorogo (Pringgitan) ke Makam Batoro Katong. Malam itu adalah malam yang sakral dan penuh khidmat.
Esoknya, barulah ketiga pusaka itu dikirab mulai pukul 13.00 WIB dari kawasan Pasar Pon Kota Lama Ponorogo (Makam Batoro Katong) menuju Paseban Alun-alun Ponorogo lalu berakhir di Rumah Dinas Bupati Ponorogo.

Di jalan sepanjang 5 kilometer itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko beserta keluarga, Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita beserta keluarga, dan rombongan pejabat menaiki kereta kencana. Mereka sembari membagikan permen dan snack yang dianggap ‘berkah’.
Ribuan masyarakat memadati jalanan yang dilalui kirab pusaka. Mereka sangat antusias menyambut kegiatan yang sebelumnya ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Bupati Sugiri mengatakan, kirab pusaka sebagai momentum untuk mengingat sejarah para pendahulu atau para leluhur.
“Sembari berdoa agar spirit 1 Muharram menjadi lebih baik,” ujar Bupati Sugiri usai mengikuti kirab pusaka, Jumat (29/7/2022) sore.
“Generasi muda mampu menerjemahkan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur kita. Kita mampu meneruskan mimpi-mimpi, mampu mengimplementasikan kepada spirit pembangunan yang dicita-citakan oleh leluhur,” lanjut politisi PDI Perjuangan itu.
Menurutnya, kirab pusaka ini sekaligus hijrah yang mana ia terilhami oleh spirit Rasulullah. Hijrah bukan sekedar fisik, namun hijrah mulai dari pola pikir, mindset, peradaban, dan ekonomi.

“Mudah-mudahan Ponorogo lebih baik. Semoga tidak happy-happy saja. Tapi punya pesan, hijrah lebih baik. Bergandeng erat bergerak cepat menuju Ponorogo hebat,” tuturnya.
Usai kirab pusaka, rangkaian kegiatan Grebeg Suro berikutnya adalah larungan sesaji di Telaga Ngebel. Larungan diadakan pada Sabtu (30/7/2022) tepat pada 1 Suro atau 1 Muharram 1444 Hijriah.
Terlebih dahulu 10 tumpeng diarak mengelilingi Telaga Ngebel. Setelahnya, satu tumpeng dilarung menggunakan rakit dan sisanya dipurak oleh warga untuk mendapatkan berkah.
“Kita bersepakat meninggalkan baju ego dan gengsi masing-masing untuk mengabdi Ponorogo agar lebih maju dan bermartabat,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, saat sambutan
Menurutnya, tugas masyarakat Ponorogo ke depan ada dua hal. Pertama, meniru hal-hal baik yang diwariskan oleh leluhur. Kedua, mewariskan hal yang baik kepada cucu-cucu, generasi kita kelak.
“Oleh karenanya, maka saya mengajak panjenengan semuanya untuk bersama-sama bergandeng erat, bergerak cepat, Ponorogo hebat bermartabat,” pungkasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS